MASALAH-MASALAH POKOK PEREKONOMIAN
INGGRIS
Sumber Pendapatan Masyarakat Inggris
Dalam Bidang Manufaktur
Federasi Sektor Industri Inggris (CBI) mengumumkan bahwa output sektor manufaktur Inggris mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga tersebut diketahui bahwa output sektor manufaktur melemah menjadi -42 poin dari posisi bulan Oktober yang sebesar -31 poin. Penurunan output sektor manufaktur sebenarnya telah diperkirakan oleh banyak pihak seiring masih belum pulihnya perekonomian Inggris.
Level penurunan tersebut merupakan level penurunan terbesar sejak bulan September 1980. Selain itu, dengan adanya hasil dari survey yang dilakukan oleh CBI tersebut semakin mengantarkan Inggris pada kondisi resesi. Pada beberapa hari yang lalu bahkan Jerman telah resemi memasuki resesi akibat turunnya pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal terakhir.
Dalam upaya memulihkan perekonomian Inggris, pihak BoE telah memastikan akan kembali memangkas tingkat suku bunga. Berdasarkan hasil rapat internal, yang disertai dengan hasil voting dimana mayoritas anggota rapat setuju akan hal tersebut. BoE sepakat akan memengkas suku bunganya sebesar 150 basis poin.
Pergerakan pounds saat ini cenderung menguat tipis terhada dollar. Saat ini pounds berada di level 1.5073 dollar. Menurut analisa dari Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan pounds diperkirakan akan masih bergerak pada teritori terbatas. Pengaruh mungkin akan datang dari pergerakan dollar yang cenderung melemah. (JP)
Sektor manufaktur Inggris tergelincir selama empat bulan berturut-turut di Agustus setelah permintaan dari dalam dan luar negeri jatuh, berdasarkan survey, Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa ekonomi bergerak menuju resesi.
Chartered Institute of Purchasing and Supply/Markit mengatakan indeks purchasing menagers secara tak terduga naik menjadi 45,9 bulan lalu dibandingkan 44,1 di Juli. analis memperkirakan sebesar 44,0. Angka dibawah 50,0 menunjukkan kontraksi.
Melemahnya sektor pabrikan atau manufaktur terjadi karena buruknya ekonomi dalam negeri dan tingginya tekanan inflasi mengikis keyakinan di level bisnis dan rumah tangga.
Figur itu walau lebih baik dari perkiraan, masih menunjukkan pelambatan ekonomi dan memperkuat prediksi bahwa Inggris akan memasuki resesi pertama sejak awal 1990an.
Figur ini menunjukkan produksi banyak perusahaan dipicu oleh pengerjaan order yang telah ada sebelumnya, dibandingkan bisnis baru. sementara indeks produksi naik menjadi 48,7 di Agustus dari 43,2 di Juli.
Sektor manufaktur UK berkontraksi hampir terbanyak dalam satu dekade di bulan Juli dan harga-harga yang dikenai oleh pabrik-pabrik naik pada laju tercepat sejak 1999, menambah dilemma Bank of England yang sedang berupaya untuk menghindari resesi.
Federasi Sektor Industri Inggris (CBI) mengumumkan bahwa output sektor manufaktur Inggris mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga tersebut diketahui bahwa output sektor manufaktur melemah menjadi -42 poin dari posisi bulan Oktober yang sebesar -31 poin. Penurunan output sektor manufaktur sebenarnya telah diperkirakan oleh banyak pihak seiring masih belum pulihnya perekonomian Inggris.
Level penurunan tersebut merupakan level penurunan terbesar sejak bulan September 1980. Selain itu, dengan adanya hasil dari survey yang dilakukan oleh CBI tersebut semakin mengantarkan Inggris pada kondisi resesi. Pada beberapa hari yang lalu bahkan Jerman telah resemi memasuki resesi akibat turunnya pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal terakhir.
Dalam upaya memulihkan perekonomian Inggris, pihak BoE telah memastikan akan kembali memangkas tingkat suku bunga. Berdasarkan hasil rapat internal, yang disertai dengan hasil voting dimana mayoritas anggota rapat setuju akan hal tersebut. BoE sepakat akan memengkas suku bunganya sebesar 150 basis poin.
Pergerakan pounds saat ini cenderung menguat tipis terhada dollar. Saat ini pounds berada di level 1.5073 dollar. Menurut analisa dari Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan pounds diperkirakan akan masih bergerak pada teritori terbatas. Pengaruh mungkin akan datang dari pergerakan dollar yang cenderung melemah. (JP)
Sektor manufaktur Inggris tergelincir selama empat bulan berturut-turut di Agustus setelah permintaan dari dalam dan luar negeri jatuh, berdasarkan survey, Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa ekonomi bergerak menuju resesi.
Chartered Institute of Purchasing and Supply/Markit mengatakan indeks purchasing menagers secara tak terduga naik menjadi 45,9 bulan lalu dibandingkan 44,1 di Juli. analis memperkirakan sebesar 44,0. Angka dibawah 50,0 menunjukkan kontraksi.
Melemahnya sektor pabrikan atau manufaktur terjadi karena buruknya ekonomi dalam negeri dan tingginya tekanan inflasi mengikis keyakinan di level bisnis dan rumah tangga.
Figur itu walau lebih baik dari perkiraan, masih menunjukkan pelambatan ekonomi dan memperkuat prediksi bahwa Inggris akan memasuki resesi pertama sejak awal 1990an.
Figur ini menunjukkan produksi banyak perusahaan dipicu oleh pengerjaan order yang telah ada sebelumnya, dibandingkan bisnis baru. sementara indeks produksi naik menjadi 48,7 di Agustus dari 43,2 di Juli.
Sektor manufaktur UK berkontraksi hampir terbanyak dalam satu dekade di bulan Juli dan harga-harga yang dikenai oleh pabrik-pabrik naik pada laju tercepat sejak 1999, menambah dilemma Bank of England yang sedang berupaya untuk menghindari resesi.
Penurunan lebih besar dari
ekspektasi, menjadi 44.3. Indeks yang dikeluarkan CIPS untuk manufaktur jatuh
menjadi 44.3 ini, merupakan level terendah sejak Desember 1998, dari 45.9 bulan
Juni. Penurunan tajam manufaktur yang semakin dalam setelah laporan minggu ini
menunjukkan harga rumah UK jatuh terbanyak sejak 1991 di bulan Juli dan tingkat
keyakinan konsumen merosot hingga rekor terendah.
Pada saat yang sama, beberapa pembuat
kebijakan bank sentral berargumen bahwa kenaikan suku bunga akan diperlukan
untuk memerangi lajunya inflasi. Ini merupakan laporan ekonomi lain yang
mengindikasikan pemerosotan ekonomi belum bisa dikendalikan dan berlanjut
menghadapi resesi.
Perusahaan-perusahaan kecil dan mikro
Sebuah perusahaan asal Inggris,
berencana menutup usahanya untuk selamanya. Woolworths, yang memulai usahanya
sejak 99 tahun yang lalu, akan menutup seluruh tokonya. 200, atau hampir
setengah toko yang dimilikinya sudah ditutup.
Sekitar 27 ribu orang diperkirakan
akan kehilangan pekerjaan setelah perusahaan retail tersebut mendaftarkan
perlindungan bagi kebangkrutannya, di bulan November.
Ratusan pembeli berkumpul di toko
tersebut, Sabtu lalu. Berharap mendapatkan penawaran terakhir dari toko
tersebut sebelum tutup.
Perusahaan retail Inggris
mempertahankan perusahaan asli AS-nya, yang pada akhirnya tetap ditutup
Woolworths di tahun 1997, dengan harapan, pada saat-saat terakhir akan datang
pengusaha yang akan membeli perusahaan tersebut.
Pendapatan Nasional atau Tingkat Output Masyarakat Inggris
Pendapatan terbesar Inggris, yang
GDPnya tahun 2006 diperkirakan USD1,93 Trillion, diperoleh dari sektor
finansial, insurance dan business services, yang kesemuanya berkedudukan di
London, sebagai pusat perdagangan dan finansial dunia
Kantor Pusat Statistik Inggris
mengumumkan laporan mengenai data harga output produksi naik sebesar 8,9%.
Peningkatan ini merupakan level tertinggi sejak tahun 1986 dan mencerminkan
bahwa melonjaknya harga output produksi disebabkan oleh naiknya harga bahan
baku setelah harga minyak mengalami posisi rekor pada bulan Mei lalu.
Naiknya harga output produksi sebesar
8,9% melebihi ekspektasi para analis yang memperkirakan level harga output akan
berkisar menjadi 7,8%.
Sektor Perbankan
Pemerintah Inggris menyatakan akan
melakukan injeksi modal kepada 3 bank di Inggris senilai total 35 Milyar Pound
atau setara dengan $ 64 Milyar (Rp 630,40 Trilyun). Hal ini sebagai langkah
kongkrit pemerintah Inggris dalam mengatasi krisis sektor keuangan di negaranya
agar tidak menjalar pada krisis perekonomian.
Ketiga bank tersebut adalah RBS, HBOS
dan Llyod. RBS akan diinjeksi modal sebanyak 20 Milyar pound. Sedangkan HBOS
dan Llyod masing-masing akan diinjeksi sebesar 6,5 Milyar pound. Selain itu
nantinya HBOS dan Lloyds akan dimasukkan dalam program merger guna memperkuat
struktur modalnya.
Langkah penyelamatan perbankan yang
dilakukan oleh Pemerintah Inggris ini mendapat respon positif di pasar valas.
Hal ini terlihat dari mata uang pound yang melakukan rebound atas dolar. Saat
ini GBP/USD berada pada level 1.7197 per dolar. Sebelumnya GBP sempat terpuruk
di level 1.6789 sebagai dampak adanya risk aversion investor akhir-akhir ini.
(CH)
Sektor riil
Badan Nasional Statistik Inggris
mengumumkan bahwa data penjualan ritel pada bulan September mengalami
penurunan. Berdasarkan data yang dirilis hari ini, penjualan ritel bulan
September menurun sebesar 0,4%, sedangkan data tahunan penjualan ritel
mengalami peningkatan seebsar 1,8%. Turunnya data penjualan ritel bulanan yang
sebesar 0,4% merupakan level penurunan terbesar sejak Februari 2006.
Melemahnya data penjualan ritel bulan
lalu sesuai dengan prdiksi yang dilakukan oleh Gubernur Bank of England, Mervyn
King yang menyatakan bahwa krisis yang melnda sektor finansial saat ini akan
menular kepada sektor riil. Meningkatnya beban produksi dan operasional
menyebabkan produktifitas perusahaan mengalami
Perusahaan-perusahaan skala ‘besar’ dan menengah
Perusahaan kini dalam kondisi suram
untuk menciptakan ladang pekerjaan anyar agar bisa bangkit dari krisis
finansial yang menjepit saat ini.
Chartered Institute of Personnel
mengatakan, indeks perekrutan karyawan, berdasarkan lebih dari 700 perusahaan,
menyentuh level terendah sejak 2004.
Perusahaan yang hendak merekrut
karyawan dan yang hendak memangkas pekerjanya, tidaklah seimbang. Sementara
itu, CBI melaporkan adanya pemangkasan yang cukup besar di perusahaan berskala
menengah maupun kecil.
Situasi ini seperti mencerminkan
suramnya bulan-bulan yang akan datang; seiring dengan permintaan barang-barang
yang juga menurun, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Russell Griggs dari CBI mengatakan,
“Setelah lebih dari setahun pertumbuhan bursa kerja cukup stagnan, sekarang
kita menyaksikan SME (small and medium-sized enterprises) memangkas pekerjanya
sebagai respons atas melemahnya permintaan lantaran ekonomi global melambat.”
Sejumlah angka membeberkan, bahwa
orang-orang yang kehilangan pekerjaan di bulan Oktober menggemuk luar biasa
jumlahnya sejak Agustus menjadi sebesar 164.000 orang.
Sebanyak 80% dari
perusahaan-perusahaan yang disurvei oleh CIPD percaya bahwa perekonomian di
Inggris akan memburuk. Sementara, hanya 1% yang menyatakan ekonomi Inggris akan
membaik.
Pengangguran dan Pemanfaatan Tenaga Kerja di Inggris
Publikasi United Nations Human Development Report telah menempat- kan Inggris di nomor 15 dari 17 negara industri dalam tingkat kemiskinan. Insfitute for Fiscal Studies juga melakukan riset yang menunjukkan bahwa antara pertengahan tahun 70-an dan tahun 90-an, jumlah penduduk yang memperoleh pendapatan di bawah 50 % dari rata-rata pendapatan norrnai, meningkat dari tiga juta penduduk menjadi sebelas juta penduduk. Sementara itu, untuk penduduk yang hidup di bawah tingkat kemiskinan tidak mengalami peningkatan hidup sejak tahun 60-an. Dalam waktu beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan bagaimana ribuan lapangan kerja telah hilang di Inggris, sebagai contoh di Inggris pada tahun 1980 industri manufaktur mempekerjakan tujuh juta buruh, sedangkan di tahun 1998 hanya tersisa sekitar 3,9 juta buruh. Nilai ekspor menurut dari 6,4 % di tahun 1997 menjadi 3,9 % di tahun 1998. Sementara itu industri manufaktur di Inggris sendiri mengalami defisit sebesar 20 juta pound.
Publikasi United Nations Human Development Report telah menempat- kan Inggris di nomor 15 dari 17 negara industri dalam tingkat kemiskinan. Insfitute for Fiscal Studies juga melakukan riset yang menunjukkan bahwa antara pertengahan tahun 70-an dan tahun 90-an, jumlah penduduk yang memperoleh pendapatan di bawah 50 % dari rata-rata pendapatan norrnai, meningkat dari tiga juta penduduk menjadi sebelas juta penduduk. Sementara itu, untuk penduduk yang hidup di bawah tingkat kemiskinan tidak mengalami peningkatan hidup sejak tahun 60-an. Dalam waktu beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan bagaimana ribuan lapangan kerja telah hilang di Inggris, sebagai contoh di Inggris pada tahun 1980 industri manufaktur mempekerjakan tujuh juta buruh, sedangkan di tahun 1998 hanya tersisa sekitar 3,9 juta buruh. Nilai ekspor menurut dari 6,4 % di tahun 1997 menjadi 3,9 % di tahun 1998. Sementara itu industri manufaktur di Inggris sendiri mengalami defisit sebesar 20 juta pound.
Secara umum, perekonomian Inggris bisa dikatakan berada dalam grafik menurun. lndustri di Inggris sudah tidak mempunyai daya saing lagi di pasar dunia. Hal ini disebabkan karena para kapitalis di Inggris sudah tidak tertarik untuk menginvestasikan modal mereka di bidang industri; sebagian besar dari mereka mengirimkan modal mereka ke luar negri. Sementara itu, untuk industri yang tersisa, mereka sudah tidak memberi perhatian yang besar lagi, misalnya untuk biaya training buruh mereka hanya mengeluarkan dana 0,3 % dari pendapatan mereka. Bandingkan angka ini dengan Jepang dan Jerman yang menghabiskan biaya enam kali lebih besar untuk training buruh. Jadi lnggris telah masuk ke dalam era low skill economy, bisa dikatakan bahwa hanya sekitar 35 % buruh di Inggris yang merupakan skil/ed workers dan jumlah anak muda antara 16-25 tahun yang berpendidikan memadai juga hanya mencapai angka 35 %. Di tambah lagi dengan kondisi di mana biaya produksi di Inggris 20 pesen lebih besar dibandingkan biaya produksi di negara Eropa lainnya.
Angka Pengangguran di Inggris Naik
Jumlah masyarakat Inggris yang
mengajukan klaim tunjangan pengangguran di November meningkat 75,700 menjadi
1.07 juta, ungkap biro statistik nasional rabu. Hasil tersebut merupakan
lonjakan terbesar sejak 1991. Sementara, ekonom memperkirakan kenaikan sebesar
45,000. Laju pengangguran membukukan 3.3%.
Rata-rata kenaikan termasuk bonus
menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 3.3% dalam tiga tahun hingga October,
tidak mengalami perubahan dari periode sebelumnya. Secara bersamaan, kenaikan
laju pertumbuhan tahunan tidak termasuk bonus sebesar 3.6%.
Dalam tiga bulan hingga oktober, laju
pengangguran berada di level 6%, naik 0.4 persentase poin dari kwartal
sebelumnya. Jumlah pengangguran meningkat sebesar 137,000 selama kwartal ini.
Jumlah lapangan kerja berada di angka 562,000, turun 49,000 dari kwartal
sebelumnya.
Tingkat pengangguran Inggris jatuh
untuk 17 bulan berturut-turut hingga berada di area terendah selama 3 dekade
terakhir di Februari, ditopang oleh ekspansi ekonomi tahun sebelumnya. Klaim
untuk penganggur jatuh sebesar 2,800 dari Januari hingga menjadi 793,500, area
terendah semenjak Juni 1975. Para ekonom tadinya mengharapkan penurunan 5,000.
Jobless rate tetap berada di 2.5%. Catatan tenaga kerja ini dapat memberikan
dukungan terhadap ekonomi seiring tingginya biaya kredit membatasi laju
pertumbuhan. BOE telah memangkas suku bunga dua kali semenjak Desember untuk
meningkatkan spending seiring ekonomi menuju kinerja terburuk dalam kurun 16
tahun terakhir.
Pekerja dari Perusahaaan Non-Formal dan Formal
Sekitar 600 ribu karyawan di Inggris
akan kehilanggan pekerjaannya pada 2009 mendatang, akibat krisis financial
global yang terjadi.
“Menurut kami, angka penggangguran
akan mengalami lonjakan tajam pada awal tahun 2009. Kemungkinan angka tersebut
akan mencapai 600 ribu pada tahun 2009 nanti,” ujar chief economist for the the
Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) John Philpott seperti
dikutip AFP, Selasa (30/12/2008).
Dia melanjutkan, sekitar satu juta
orang akan kehilangan pekerjaannya sebelum perekonomian dapat bangkit setelah
dihantam krisis ekonomi global. Untuk itu, Philpott menegaskan tiga bulan ke
depan merupakan waktu terburuk dengan adanya PHK sejak 1991.
“Pada akhir tahun ini muncul
pandangan skeptis, CIPD telah memperingatkan bahwa pada 2008 ini kemungkinan
menjadi tahun terburuk bagi Inggris. Pada dekade ini dengan banyaknya PHK,”
ujar John Philpott.
Hal ini ditandai dengan rentetan dari
tingginya perusahaan-perusahaan yang bangkrut beberapa wakrtu terakhir ini,
termasuk century-old toys hingga retail pakaian Woolworths, di mana lebih dari
800 tokonya tutup sebelum Natal dan sisanya akan ditutup pada minggu depan.
Dia melanjutkan, berdasarkan asumsi
membaiknya ekonomi pada semester II-2009, PHK masih akan berlanjut hingga 2010.
(rhs)
Stabilitas Harga Barang-Barang Pokok
Bagi negeri dengan perekonomian yang
stabil seperti Inggris, kenaikan harga yang berarti inflasi, jarang menjadi
pemberitaan. Karena, angkanya dari tahun ke tahun rendah, berkisar antara satu
sampai dua persen. Artinya, misalnya harga susu satu liter, misalnya, selalu
berkisar antara 60-80 sen.
Tetapi tahun ini sama seperti banyak
tempat di dunia, karena meningkatnya harga minyak dunia dan harga komoditi,
kebutuhan bahan pokok semakin mahal untuk dibeli.
Harga sayur brokoli misalnya naik 11 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Harga daging termasuk daging sapi, naik 16 persen. Secara keseluruhan angka inflasi di Inggris bulan Agustus ini adalah 4.4 persen.
Harga sayur brokoli misalnya naik 11 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Harga daging termasuk daging sapi, naik 16 persen. Secara keseluruhan angka inflasi di Inggris bulan Agustus ini adalah 4.4 persen.
Mungkin tidak tinggi dibandingkan di
banyak negara lain, namun ini dua kali lipat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, hampir
setiap hari muncul berita mengenai mahalnya barang-barang. Yang menarik adalah
juga kemudian muncul berbagai artikel bagaimana caranya berhemat. Berbagai
supermarket juga kemudian berusaha meringankan beban konsumen dengan berbagai
promosi. Misalnya beli satu dapat satu gratis.
Atau bentuk lainnya, bila kita
belanja sebanyak 50 poundsterling, kita akan mendapatkan pengurangan lima sen
per liter bila membeli bensin di pom bensin milik supermarket tersebut.
kenaikan harga barang-barang ini
memang mulai terasa. Sebelumnya, bisa berbelanja mingguan, untuk menghabiskan
50 poundsterling, sekitar 800 ribu rupiah, agak sulit.
Namun belakangan, rasanya baru
membeli beberapa keperluan saja, sudah mencapai angka tersebut.
Tidak mengherankan pula bila
supermarket dengan bahan-bahan murah yang selama ini dipandang sebelah mata
oleh konsumen kebanyakan, mendapatkan peningkatan pengunjung.
Di Inggris, supermarket seperti
Tesco, Sainsbury, Morrison atau Waitrose biasanya mendapatkan pengunjung
rata-rata kelas menengah Inggris.
Di bawah mereka ada jaringan supermarket
yang berasal dari Eropa seperti Aldi, Lidl atau NETO dimana harga-harga
barang-barang mereka lebih murah, karena mereka tidak banyak menggunakan tenaga
pekerja dan barang-barangnya tidak disusun rapi.
Sekarang, pengunjung ke supermarket
yang dianggap kelas bawah ini meningkat 20 persen dalam beberapa bulan
terakhir.
Setengah tahun lalu, rasanya warga
Inggris masih disebut malu-malu kalau disebut harus berhemat atau membeli
barang-barang lebih murah.
Namun dengan berjalannya waktu,
istilah credit crunch, kira-kira himpitan ekonomi, hampir setiap hari menjadi
pembicaraan.
Satu hal yang positif dari semua itu
adalah kemudian sikap berhemat, sikap untuk tidak menghambur-hamburkan sesuatu,
sikap untuk tidak hidup mewah gencar dipromosikan.
Dalam soal makanan, misalnya, Perdana
Menteri Inggris Gordon Brown pernah mengatakan bahwa ya memang harga komoditi
pokok dunia sekarang sedang tinggi-tingginya, tapi sebenarnya dari makanan yang
dibeli oleh warga Inggris, hampir separuh diantaranya dibuang, entah karena
busuk, tidak enak, atau terlalu banyak.
Hal lain juga adalah penghematan yang
dilakukan pihak supermarket dalam memberikan kantong plastik gratis dan meminta
konsumen membawa kantong sendiri dari rumah, akan sangat membantu lingkungan.
Karena bahan-bahan yang terbuat dari plastik menjadi bahan polusi yang merusak
lingkungan.
Beberapa pihak menyebut keadaan
ekonomi sulit ini akan berlangsung sampai tahun depan, dengan angka inflasi
masih akan naik, sebelum barangkali menurun di akhir tahun 2009.
Contoh kasus
Juru Masak Harus Pandai-Pandai
Rekayasa Menu
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat mengatasi kelesuan akibat warga Inggris yang lebih senang memilih tinggal di rumah.
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat mengatasi kelesuan akibat warga Inggris yang lebih senang memilih tinggal di rumah.
LIBURAN Natal dan tahun baru kali ini
terasa beda bagi warga Inggris. Kalau dulu mereka dikenal sebagai pelancong
yang banyak memenuhi tempat-tempat wisata terbaik di dunia, krisis membuat
mereka memilih tinggal di rumah. Bahkan, baru saat terjadi credit crunch
sekarang ini ada istilah yang populer di kalangan masyarakat; staycation.
Dengan staycation, warga memilih
–kalau pun mau ber-vacation atau berlibur– tetap di Inggris dan tidak ke luar
negeri. Bahkan, dalam bentuk yang ekstrem, tetap tinggal (stay) di kota atau di
rumah. Karena itu, meski travel agents (agen-agen wisata) memberikan
iming-iming dengan menurunkan harga paket wisata ke luar negeri, warga tetap
bergeming.
Di London, saat ini, Somerset House
yang berada di pusat kota London menjadi tempat yang ramai dikunjungi warga
kota. Anak-anak dan remaja mengisi liburan Natal dan tahun baru dengan bermain
seluncur es di lapangan terbuka bangunan abad ke-18 yang pernah ditempati para
raja-ratu Inggris. Kali ini, warga Inggris harus melupakan liburan ke
tempat-tempat yang hangat saat negeri mereka didera musim dingin menggigil.
Seperti yang dilihat JPNN, beberapa kantor agen wisata terlihat sepi. Poster-poster dengan huruf berukuran besar berbunyi “January Sale” untuk wisata luar negeri tetap tidak membantu. Wisata ke Australia selama 17 hari yang sudah dibanting menjadi “hanya” 1.199 poundsterling atau sekitar Rp 19,5 juta, misalnya, sepi peminat.
Seperti yang dilihat JPNN, beberapa kantor agen wisata terlihat sepi. Poster-poster dengan huruf berukuran besar berbunyi “January Sale” untuk wisata luar negeri tetap tidak membantu. Wisata ke Australia selama 17 hari yang sudah dibanting menjadi “hanya” 1.199 poundsterling atau sekitar Rp 19,5 juta, misalnya, sepi peminat.
Fenomena itu termasuk hal yang tidak
biasa. Sebab, selama ini warga Inggris menganggap liburan minimal sekali dalam
setahun bukan sebuah kemewahan. Ini sebagai keniscayaan atas kerja keras mereka
mencari nafkah. “Anda bisa hidup tanpa membeli mobil baru atau lemari es paling
modern. Tapi, liburan bukanlah kemewahan. Bahkan, itu menjadi hal terakhir
untuk dicoret saat krisis ekonomi,” kata Malcolm Bell, direktur South West
Tourism, sebuah kawasan wisata paling ramai di Inggris, kepada The Times.
Malcolm Bell adalah salah seorang
yang getol mengajak warga Inggris untuk tetap berwisata, terutama staycation
alias menjadi wisatawan domestik di negeri sendiri.
Selain memilih staycation, warga
Inggris saat ini juga mengurangi makan di luar (restoran) dan lebih sering
memasak sendiri di rumah. Bahkan, acara-acara keluar rumah, seperti nonton
bareng di bioskop atau pergi ke bar, diganti dengan mengundang teman makan
bersama di rumah. Hiburannya, main game bersama atau nonton DVD.
Sebuah survei oleh Halifax,
perusahaan asuransi rumah, menyimpulkan bahwa credit crunch membuat 60 persen
warga Inggris memilih tidak keluar rumah pada saat malam Minggu. “Mereka
menghitung biaya transpor, makan, minum, hiburan, dan pengeluaran lain saat
bermalam Minggu di luar rumah cukup tinggi sehingga warga memilih untuk stay
in. (Sebagai gantinya) mereka mengundang teman atau tetangga ke rumah,” kata
juru bicara Halifax.
Saat krisis ini membuat orang-orang
Inggris tidak lagi royal membelanjakan uangnya. Hasil survei Halifax, 84 persen
responden mengaku sekarang sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang dibanding
sebelum krisis, serta 73 persen memilih membeli barang saat ada potongan harga.
Bahkan, 15 persen responden memilih janjian pergi berbelanja bareng untuk
menghemat BBM kendaraan.
Saat rakyat Inggris prihatin sehingga
mengencangkan ikat pinggang seperti saat ini, para pejabat Inggris juga menjadi
ekstra hati-hati. Mereka tak ingin dikesankan bermewah-mewah saat rakyatnya
menderita. Karena itu, mereka pun memilih berlibur di dalam negeri alias
staycation.
David Cameron, ketua Partai
Konservatif di Inggris, misalnya, pada liburan lalu memilih berjalan-jalan
tanpa sepatu di sepanjang Pantai Harlyn Bay, dekat Padstow, Cornwall, salah
satu kawasan pantai terkenal di Inggris. Mengenakan celana pendek hitam dan T
shirt berwarna biru, dia tampak menggandeng tangan istrinya, Samantha.
Penampilan tokoh partai oposisi itu
dinilai unggul dalam apa yang disebut di satu media Inggris sebagai the battle
of the beaches atau pertarungan citra di pantai. Sebab, pada saat yang sama,
lawannya, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown yang juga ketua Partai Buruh,
dianggap kurang “merakyat”. Sebab, dia terlihat mengenakan jas (meski tanpa
dasi) saat berlibur di Southwlod, Suffolk, pantai timur Inggris.
Seperti halnya selebriti, di Inggris
segala aktivitas para politisi terus dipantau warga. Bukan hanya kebijakan atau
pandangan politiknya, tapi sampai pada masalah pribadi, istri, dan anaknya.
Misalnya, di mana anaknya sekolah, tempat mereka berlibur, hingga merek baju
yang dikenakan.
Bedanya dengan selebriti, opini
publik kepada politisinya itu kemudian diukur dalam survei (poll) sebagai
prediksi popularitas di depan pemilih saat pemilu dilakukan. Dan pada musim
liburan panas beberapa waktu lalu, arena pertarungan dua politisi itu berpindah
dari Westminster (gedung Parlemen Inggris) ke pantai tempat mereka berlibur.
Penampilan santai David Cameron saat
berlibur di Cornwall memang mendongkrak popularitasnya menjadi 20 persen.
Namun, keunggulan itu tidak berlangsung lama. Sebab, setelah itu, dia melakukan
kesalahan fatal, menikmati luxury holiday dengan menyewa kapal seharga 21 ribu
poundsterling per minggu di sebuah pantai di Turki.
Tidak berhenti di Turki, David
Cameron juga melanjutkan liburannya ke Georgia dengan menyewa jet pribadi.
Meski pakai uang pribadi, politikus dari keluarga kaya itu dianggap hanya
berpura-pura menampakkan kesederhanaan dalam liburan sebelumnya di Cornwall.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Denis MacShane, menganggap tindakan Cameron sebagai tidak pantas. “Ketika sebagian besar warga Inggris melakukan penghematan besar-besaran, dia malah dua kali berlibur,” katanya kepada Daily Mirror.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Denis MacShane, menganggap tindakan Cameron sebagai tidak pantas. “Ketika sebagian besar warga Inggris melakukan penghematan besar-besaran, dia malah dua kali berlibur,” katanya kepada Daily Mirror.
Dampak begitu ketatnya warga Inggris
menyimpan dompet itu membuat banyak industri terpukul. Gaya hidup baru yang
menyebut staying in is new going out (tinggal di rumah adalah pilihan baru
pergi ke luar) membuat para pengusaha restoran ketir-ketir. Sebab, kelangsungan
industri restoran atau hospitality industry itu sangat penting bagi ekonomi
Inggris. Sebab, industri jasa bernilai 75 miliar poundsterling dan mampu
menyerap hampir 2 juta tenaga kerja.
Berbagai kiat dilakukan. Misalnya,
pemilik restoran meminta para juru masak melakukan “menu-engineering” alias
mengakali menu agar bisa menekan pengeluaran sehingga harga jual bisa turun
atau setidaknya tetap.
Pekerjaan rekayasa menu di restoran itu tidak gampang. Sebab, salah satu dampak krisis ekonomi tersebut adalah naiknya bahan-bahan makanan yang cukup signifikan. “Harga ikan naik 35 persen per kilogram.
Pekerjaan rekayasa menu di restoran itu tidak gampang. Sebab, salah satu dampak krisis ekonomi tersebut adalah naiknya bahan-bahan makanan yang cukup signifikan. “Harga ikan naik 35 persen per kilogram.
Demikian pula daging. Harga 1
kilogram beras sudah 5,5 pound, bahkan bawang merah naik 400 persen,’’ kata
Duncan Ackery, direktur utama Searcy, jaringan restoran yang besar di London.
Restoran ini memiliki cabang di Galeri Tate, Barbican, Royal Opera House, Bath
Pump Rooms, dan Gherkin.
Sadar atau tidak, kini pelanggan
Searcy yang pesan steak, misalnya, dapat potongan yang lebih kecil daripada
sebelum krisis. Seperti yang diakui Dunkan Ackery, juru masak mengurangi porsi
makanan di restorannya untuk menekan harga. Selain itu, juga mengganti menu
dengan bahan-bahan alternatif yang lebih murah untuk tetap bisa bertahan. ***
Kesimpulan
Inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. Inggris yang merupakan Negara besar di dunia ternyata juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
Inggris yang merupakan salah satu Negara yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air. Inggris yang merupakan Negara besar di dunia ternyata juga dapat terkena dampak krisis dunia yang sedang terjadi saat ini. Dimana pengangguran menjadi besar jumlahnya setelah krisis ekonomi global tersebut.
Saran
Pemerintah Inggris harus lebih maksimal dalam menanggapi krisis global saat ini. Terutama dalam menanggapi masalah pengangguran. Pemerintah inggris sebaiknya mengeluarkan kebijakan kebijakan ekonoi yang dapat menanggulangi seluruh dampak dari krisis global, sehingga Negara inggris tetap menjadi Negara yang ekonominya paling kuat di selurh dunia.
Pemerintah Inggris harus lebih maksimal dalam menanggapi krisis global saat ini. Terutama dalam menanggapi masalah pengangguran. Pemerintah inggris sebaiknya mengeluarkan kebijakan kebijakan ekonoi yang dapat menanggulangi seluruh dampak dari krisis global, sehingga Negara inggris tetap menjadi Negara yang ekonominya paling kuat di selurh dunia.
REFERENSI :
www.slideshare.net/.../kepentingan-inggris-dalam-menerapkan-sistem- ekonomi-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar