DASAR PEMASARAN
NAMA : Firma Rani
NPM : 23213508
KELAS : 1EB17
NPM : 23213508
KELAS : 1EB17
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2014
DAFTAR ISI
1. PENGERTIAN KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN
1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
1.2. Perkembangan dan Sejarah Pemikiran Tentang Pemasaran
1.3. Konsep dan Orientasi Pemasaran
1.4. Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
2. LINGKUNGAN PEMASARAN
2.1. Pendekatan Sistem dalam Pemasaran
2.2. Lingkungan Pemasaran Mikro (Pemasok, Perantara, Pelanggan, Pesaing)
2.3. Lingkungan Pemasaran Makro (Demografi, Ekonomi, Teknologi, Sosbud, dll)
3. PERILAKU PASAR
3.1. Karakteristik yang Mempengaruhi Pembelian
3.2. Proses Keputusan Membeli
3.3. Pasar Konsumen
3.4. Pasar Industri
4. TARGET PASAR
4.1. Mengukur dan Meramalkan Pasar Permintaan
4.2. Luas Pasar
4.3. Jenis-Jenis Pasar
4.4. Segmentasi Pasar dan Dasar Segmentasi
4.5. Sasaran Pasar dan Posisi Keunggulan
5. MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN, DAN LAYANAN
5.1. Arti Produk
5.2. Penggolongan Produk
5.3. Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan
5.4. Keputusan Pelayanan
5.5. Produk Individual dan Lini Produk
6. PENGEMBANGAN PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
6.1. Strategi dan Proses Pengembangan Produk Baru
6.2. Daur Hidup Produk
6.3. Strategi pada Daur Hidup Produk
7. KASUS-KASUS PEMASARAN
7.1. Contoh Kasus Nyata pada Materi Pemasaran
7.2. Diskusi Kasus Pemasaran
8. PENETAPAN HARGA PRODUK
8.1. Pengertian dan Fungsi Harga
8.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
8.3. Kebijaksanaan dan Metode Penetapan Harga
9. SALURAN DISTRIBUSI
9.1. Sifat Saluran Distribusi Pemasaran
9.2. Organisasi Saluran Distribusi
9.3. Strategi dan Keputusan Rancangan Saluran Distribusi
9.4. Distribusi Fisik dan Ogistik
10. KOMUNIKASI PEMASARAN
10.1. Komunikasi yang Efektif
10.2. Bauran Promosi
10.3. Periklanan
10.4. Promosi Penjualan
10.5. Publisitas dan Humas
11. MANAJEMEN PENJUALAN DAN PERSONAL SELING
11.1. Peran Penjualan
11.2. Membangun Armada Penjualan
11.3. Wiraniaga dan Personal Seling
12. KEPUASAN PELANGGAN
12.1. Nilai bagi Pelanggan
12.2. Kepuasan Pelanggan
12.3. Mempertahankan Pelanggan
12.4. Pelayanan Mutu Terpadu
13. KEUNGGULAN PERSAINGAN DAN PASAR GLOBAL
13.1. Analisis Persaingan
13.2. Peluang Tantangan Ancaman dan Hambatan
13.3. Memilih Strategi dalam Posisi Persaingan
13.4. Peluang Lingkungan Pemasaran Global
14. KASUS-KASUS PEMASARAN
14.1. Contoh Kasus Nyata pada Materi Pemasaran
1. PENGERTIAN KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN
1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
1.2. Perkembangan dan Sejarah Pemikiran Tentang Pemasaran
1.3. Konsep dan Orientasi Pemasaran
1.4. Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
2. LINGKUNGAN PEMASARAN
2.1. Pendekatan Sistem dalam Pemasaran
2.2. Lingkungan Pemasaran Mikro (Pemasok, Perantara, Pelanggan, Pesaing)
2.3. Lingkungan Pemasaran Makro (Demografi, Ekonomi, Teknologi, Sosbud, dll)
3. PERILAKU PASAR
3.1. Karakteristik yang Mempengaruhi Pembelian
3.2. Proses Keputusan Membeli
3.3. Pasar Konsumen
3.4. Pasar Industri
4. TARGET PASAR
4.1. Mengukur dan Meramalkan Pasar Permintaan
4.2. Luas Pasar
4.3. Jenis-Jenis Pasar
4.4. Segmentasi Pasar dan Dasar Segmentasi
4.5. Sasaran Pasar dan Posisi Keunggulan
5. MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN, DAN LAYANAN
5.1. Arti Produk
5.2. Penggolongan Produk
5.3. Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan
5.4. Keputusan Pelayanan
5.5. Produk Individual dan Lini Produk
6. PENGEMBANGAN PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
6.1. Strategi dan Proses Pengembangan Produk Baru
6.2. Daur Hidup Produk
6.3. Strategi pada Daur Hidup Produk
7. KASUS-KASUS PEMASARAN
7.1. Contoh Kasus Nyata pada Materi Pemasaran
7.2. Diskusi Kasus Pemasaran
8. PENETAPAN HARGA PRODUK
8.1. Pengertian dan Fungsi Harga
8.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
8.3. Kebijaksanaan dan Metode Penetapan Harga
9. SALURAN DISTRIBUSI
9.1. Sifat Saluran Distribusi Pemasaran
9.2. Organisasi Saluran Distribusi
9.3. Strategi dan Keputusan Rancangan Saluran Distribusi
9.4. Distribusi Fisik dan Ogistik
10. KOMUNIKASI PEMASARAN
10.1. Komunikasi yang Efektif
10.2. Bauran Promosi
10.3. Periklanan
10.4. Promosi Penjualan
10.5. Publisitas dan Humas
11. MANAJEMEN PENJUALAN DAN PERSONAL SELING
11.1. Peran Penjualan
11.2. Membangun Armada Penjualan
11.3. Wiraniaga dan Personal Seling
12. KEPUASAN PELANGGAN
12.1. Nilai bagi Pelanggan
12.2. Kepuasan Pelanggan
12.3. Mempertahankan Pelanggan
12.4. Pelayanan Mutu Terpadu
13. KEUNGGULAN PERSAINGAN DAN PASAR GLOBAL
13.1. Analisis Persaingan
13.2. Peluang Tantangan Ancaman dan Hambatan
13.3. Memilih Strategi dalam Posisi Persaingan
13.4. Peluang Lingkungan Pemasaran Global
14. KASUS-KASUS PEMASARAN
14.1. Contoh Kasus Nyata pada Materi Pemasaran
1.
PENGERTIAN KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN
1.1. Pengertian
dan Ruang Lingkup Pemasaran
Pemasaran
adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit maupun nonprofit) guna
memenuhi kebutuhan pasar dengan barang atau jasa, menetapkan harga,
mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar
memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Unsur-unsur pokok dalam pemasaran antara
lain, sebagai berikut :
- Pemasar: organisasi perusahaan atau perorangan yang mempunyai tujuan tertentu bagi organisasi maupun pribadinya. Pemasar dapat merupakan produsen yang umumnya berorientasi terhadap keuntungan dan organisasi yang belum tentu berorientasi pada keuntungan.
- Barang dan jasa: sesuatu yang ditawarkan oleh produsen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
- Pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan umum.
- Pasar: konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai permintaan terhadap barang atau jasa.
- Proses pertukaran: kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan sesuatu milik pihak yang lain sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Lingkup pengertian pemasaran antara lain
adalah sebagai berikut:
- Pemasaran Mikro-Eksternal: Pemasaran yang meliputi lingkup mikro perusahaan dengan orientasi eksternal.
- Pemasaran Mikro-Internal: kegiatan pemasaran yang berorientasi pada internal perusahaan.
- Pemasaran Makro-Eksternal: pemasaran perusahaan-perusahaan dalam skala makro dengan kapasitasnya sebagai satuan produsen dalam lingkup makro.
1.2. Perkembangan dan Sejarah Pemikiran Tentang Pemasaran
Perkembangan Konsep Pemasaran, bisa dijelaskan sebagai berikut :
- Konsep produksi: anggapan pemasar berorientasi kepada proses produksi (internal) bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah
- Konsep produk: anggapan pemasar bahwa konsumen lebuh menghendaki produk-produk yang berkualitas atau berpenampilan baik.
- Konsep penjualan: anggapan pemasar yang berorientasi kepada tingkat penjualan (internal) bahwa konsumen perlu dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat sehingga tercapai profit maksimum sebagai tujuan perusahaan.
- Konsep pemasaran: anggapan pemasar yang berorientasi kepada pelanggan (eksternal) bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
- Konsep pemasaran yang memasyarakat (sosial): anggapan pemasar bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan lingkungan sosial konsumen
- Konsep pasar: anggapan pemasar yang berorientasi kepada pelanggan dan pesaing-pesaing perusahaan ( pesaing pasar) bahwa produsen perlu mempunyai keunggulan pasar yang bersaing (kompetitif) untuk dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan.
1.3.
Konsep dan Orientasi Pemasaran
Ini adalah ide dasar pemasaran bahwa
organisasi bertahan dan makmur melalui memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Perspektif penting ini umumnya dikenal sebagai konsep
pemasaran.
Konsep pemasaran adalah tentang pencocokan
kemampuan perusahaan dengan keinginan konsumen. Proses
pencocokan ini terjadi dalam apa yang disebut lingkungan pemasaran.
Bisnis tidak melakukan kegiatan pemasaran
saja. Mereka menghadapi ancaman dari pesaing, dan perubahan dalam
lingkungan politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Semua faktor ini harus
diperhitungkan sebagai sebuah bisnis mencoba untuk mencocokkan kemampuan dengan
kebutuhan dan keinginan dari target pelanggan.
Sebuah organisasi yang mengadopsi konsep
pemasaran menerima kebutuhan pelanggan potensial sebagai dasar operasinya.
Sukses adalah tergantung pada memuaskan kebutuhan pelanggan.
Apa
kebutuhan dan keinginan pelanggan?
Perlu adalah
persyaratan dasar yang individu ingin memuaskan.
Orang memiliki kebutuhan dasar pangan, tempat
tinggal, kasih sayang, harga dan pengembangan diri. Banyak dari kebutuhan
ini diciptakan dari biologi manusia dan sifat hubungan sosial. kebutuhan
pelanggan, oleh karena itu, sangat luas.
Sementara
kebutuhan pelanggan yang luas, pelanggan ingin biasanya cukup sempit.
Sebuah
inginkan adalah keinginan untuk produk tertentu atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan mendasarinya.
Pertimbangkan
contoh ini:
Konsumen harus
makan ketika mereka lapar.
Apa yang mereka ingin makan dan dalam
apa jenis lingkungan akan sangat berbeda-beda. Bagi beberapa orang, makan di
McDonalds memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kelaparan. Bagi orang lain
yang siap microwave-makan memenuhi kebutuhan. Beberapa konsumen tidak
pernah puas kecuali makanan mereka berasal disajikan dengan sebotol Chardonnay
halus.
Keinginan konsumen dibentuk oleh
kekuatan-kekuatan sosial dan budaya, media dan aktivitas pemasaran bisnis.
Ini mengarah
ke konsep penting lain - bahwa permintaan pelanggan:
Permintaan konsumen adalah inginkan
untuk produk tertentu yang didukung oleh kemampuan dan kemauan
membayar untuk itu.
Sebagai contoh, banyak konsumen di seluruh
dunia menginginkan Mercedes. Tetapi relatif sedikit yang mampu dan mau
membeli satu.
Bisnis itu tidak hanya untuk membuat
produk-produk yang konsumen inginkan, tetapi mereka juga harus membuat mereka
terjangkau untuk jumlah yang cukup untuk menciptakan permintaan menguntungkan.
Bisnis tidak menciptakan kebutuhan pelanggan
atau status sosial di mana kebutuhan pelanggan yang dipengaruhi. Hal ini
tidak McDonalds yang membuat orang lapar. Namun, usaha cobalah untuk
mempengaruhi permintaan dengan merancang produk dan jasa yang :
• Menarik
• Bekerja
dengan baik
• Apakah
terjangkau
• Apakah
tersedia
Bisnis juga mencoba untuk mengkomunikasikan
fitur-fitur yang relevan dari produk mereka melalui iklan dan promosi pemasaran
lainnya.
Yang membawa
kita akhirnya ke jalur ringkasan penting.
Sebuah bisnis pemasaran berorientasi adalah
salah satu yang yang menggunakan konsep pemasaran.
1.4.
Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
Fungsi-fungsi universal pemasaran meliputi :
- Penanggungan resiko
- Pendanaan
- Pengendalian informasi pemasaran Pembelian
- Penjualan
- Pengiriman
- Penyimpanan
- Standarisasi dan klasifikasi
- Pembungkusan
2.
LINGKUNGAN PEMASARAN
Lingkungan Pemasaran adalah
lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar
pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk
membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran.
Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus menerus dan
beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah.
Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan
untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.
Struktur dari sistem pemasaran terbentuk oleh
dua komponen subsistem lingkungan utama, yaitu subsistem lingkungan internal
dan subsistem lingkungan eksternal. Struktur sistem lingkungan pemasaran :
2.1. Pendekatan Sistem dalam Pemasaran
Pemasaran dipelajari dengan
berbagai pendekatan, diantaranya :
1.
Pendekatan Serba Fungsi
- Fungsi
Pertukaran : Pembelian dan Penjualan
- Fungsi
Penyediaan : Pengangkutan dan Penyediaan
- Fungsi
Penunjang : Pembelanjaan, Penanggungan Resiko, Standarisasi dan Grading serta
Pengumpulan Informasi Pasar
2.
Pendekatan Serba Lembaga
Mempelajari pemasaran dari segi
organisasi/lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran, yaitu :
·
Penyedia Bahan/Supplier
·
Produsen
·
Perantara Pedagang : Pedagang Besar dan
Pengecer
·
Perantara Agen : Agen Penunjang dan Pelengkap
·
Perusahaan Saingan
·
Pembeli Akhir
3.
Pendekatan Serba Barang/Organisasi Industri
Melibatkan studi tentang bagaimana
barang-barang tertentu dari produsen ke konsumen akhir atau konsumen industri.
4.
Pendekatan Serba Manajemen
Mempelajari pemasaran dengan menitikberatkan
pada pendapat manajer serta keputusan yang mereka ambil dengan mempertimbangkan
variabel-variabel yang dapat dikontrol (produk perusahaan, saluran distribusi,
harga dan promosi) dan variabel yang tidak dapat dikontol atau variabel
lingkungan (persaingan, permintaan, dan masyarakat).
5.
Pendekatan Sistem Total
Mencakup elemen-elemen yang luas dalam sistem
pemasaran, termasuk keempat pendekatan diatas.
Sistem Pemasaran adalah kumpulan
lembaga-lembaga yangmelakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan
faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta
mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasar.
2.2. Lingkungan
Pemasaran Mikro (Pemasok, Perantara, Pelanggan, Pesaing)
Lingkungan pemasaran mikro terdiri dari mikro
eksternal dan internal. Ruang lingkup lingkungan pemasaran mikro eksternal
adalah pasar sedangkan ruang lingkup lingkungan pemasaran mikro internal adalah
pemilik pelaksana pengelola (pemimpin perusahaan) yang terdiri dari
produksi, keuangan, SDM, pemasaran, riset dan pengembangan.
A.
Lingkungan Mikro Eksternal
1.
Pemasok
Pemasok pemasaran perusahaan adalah
lembaga-lembaga atau individual yang melakukan kegiatan penyediaan sumberdaya
yang diperlukan untuk operasional perusahaan. Lingkungan mikro eksternal
mencakup jumlah pemasok bahan baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan
baku, kemampuan pemasok dalam mengendalikan harga bahan baku, hubungan pemasok
dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok;
2.
Perantara-Perantara Pemasaran
Perantara (middleman) adalah individual atau
lembaga-lembaga usaha yang kegiatannya adalah menyampaikan barang dan jasa
secara langsung atau tidak langsung dari pemasar ke konsumen. Lingkungan mikro
eksternal mencakup tingkat saluran distribusi, jumlah perantara untuk setiap
saluran distribusi, pemahaman perantara tentang pasar, pemahaman perantara tentang
produk, kemampuan perantara dalam mendistribusikan dan menjual produk, serta
hubungan perantara dengan perusahaan.
3.
Publik/Masyarakat
Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai
kepentingan aktual/potensial atau mempunyai dampak terhadap kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
4. Pelanggan
(konsumen)
Mencakup jumlah konsumen dibandingkan dengan
jumlah produsen, kemudahan kondumen berpindah dari produsen satu ke yang lain,
tingkat kepentingan barang yang dibeli konsumen, tuntutan konsumen dan daya
beli konsumen
5. Pesaing
Suatu perusahaan jarang sekali hanya sendiri
dalam menjual ke suatu pasar pelanggan tertentu. Perusahaan bersaing dengan
sejumlah pesaing. Pesaing-pesaing ini harus diidentifikasi, dimonitor dan
disiasati untuk memperoleh dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Pesaing
mencakup cakupan bisnis, penguasaan pangsa pasar, arah tujuan yang ingin
dicapai, kinerja pesaing dan strategi pemasaran;
B.
Lingkungan Mikro Internal
1)
Produksi atau operasi mencakup kapasitas produksi, fasilitas produksi,
teknologi produksi yang digunakan, efisiensi produksi dan kemampuan
mengendalikan pasokan bahan baku;
2)
Keuangan mencakup struktur dan nilai aset, akses memperoleh kredit, alokasi
dana untuk setiap kegiatan perusahaan, dukungan sumber daya keuangan dalam
memenuhi kebutuhan dana setiap kegiatan dan efisiensi penggunaan sumber daya
keuangan;
3)
Sumber daya manusia mencakup jumlah pegawai, kualifikasi pegawai, perencanaan
sumber daya manusia, penarikan dan pengembangan pegawai, serta sistem
kompensasi.
4) Pemasaran
mencakup citra perusahaan atau produk, pemahaman tentang pasar, jaringan
distribusi, pengembangan produk, efektivitas promosi,penetapan harga, serta
hubungan dengan konsumen, pemasok dan perantara
5)
Riset dan pengembangan mencakup kualitas riset, relevanasi riset dengan
kebutuhan pengembangan, ketersediaan sumber daya riset, komitmen manajemen
terhadap riset dan pemanfaatan hasilnya, kerjasama dengan pihak lain, serta
waktu pelaksanaan riset.
2.3. Lingkungan
Pemasaran Makro (Demografi, Ekonomi, Teknologi, Sosbud, dll)
Lingkungan makro (eksternal) terdiri dari
kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku
dilingkungan mikro perusahaan, yang terdiri dari demografi, ekonomi, alam,
teknologi, politik dan budaya.,ruang lingkup pemasaran makro ini adalah
masyarakat luas.
Lingkungan makro terdiri dari enam lingkungan
yang harus dilihat, yaitu: lingkungan demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan
alam, lingkungan teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan budaya.
Lingkungan
Demografi
Pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan
penduduk akan mempengaruhi tingkat peluang pemasaran bagi suatu produk ataupun
jasa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan semakin membuka peluang
lebih luas, karena bagaimanapun akan terkait dengan seberapa besar suatu produk
atau jasa akan bisa diserap oleh pasar.
Perbandingan prosentase umur. Kategorisasi
umur dalam pemasaran biasanya dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa,
dan orang tua. Prosentase pada setiap umur akan menentukan juga peluang bisnis
b di dalamnya. Untuk produk atau jasa yang ditujukan pada pasar anak-anak
misalnya, dari jumlah populasi penduduk secara keseluruhan, perlu dilihat
berapa persen jumlah anak-anak dari keseluruhan penduduk.
Pasar etnik. Pasar etnik juga merupakan salah
satu potensi pasar yang perlu dipertimbangkan. Etnis tertentu biasanya
mempunyai kecenderungan, preferensi, dan kebutuhan bersama yang unik dan tidak
dimiliki oleh etnis lain.
Tingkat lulusan akademik. Tingkat lulusan
akademik akan berpengaruh terhadap pola belanja dan gaya hidup seseorang. Cara
memasarkan untuk kalangan berpendidikan tinggi akan berbeda dengan cara
pemasaran untuk pendidikan yang lebih rendah.
Pola kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di
Indonesia sebagian masih menerakan pola keluarga besar dengan orang tua dan
anak-anak masih berkumpul dalam satu keluarga hingga tua. Namun demikian, di
kota-kota besar keluarga-keluarga muda sudah mulai mandiri dan memiliki rumah
serta memisahkan diri dari orang tua mereka.
Lingkungan
Ekonomi
Distribusi pendapatan, tingkat pendapatan
suatu daerah akan menentukan produk dan jasa dengan kualifikasi seperti apa
yang cocok dengan daerah tersebut, dan dengan karakter daerah di Indonesia yang
sangat beragam, beragam pula potensi antara satu daerah dengan daerah yang
lain.
Tingkat tabungan, hutang, dan pinjaman.
Tingkat tabungan, hutang dan pinjaman akan menentukan seberapa besar potensi
pengeluaran yang akan dilakukan oleh seseorang.
Lingkungan
Alam
Menipisnya sumber daya alam. Sumber daya alam
adalah sesuatu yang terus dieksploitasi yang lama kelamaan akan habis. Salah
satu kunci utama adalah melihat bagaimana sumber daya alam masih bisa
dimanfaatkan dan hingga berapa lama.
Meningkatnya biaya. Sekarang ini terdapat
kecenderungan bahwa biaya-biaya semakin meningkat terutama untuk listrik dan
energi. Peningkatan biaya-biaya ini akan berdampak pada peningkatan biaya
produksi yang setiap tahun akan semakin signifikan.
Meningkatnya polusi. Meningkatnya polusi
menimbulkan masalah dalam hal kesehatan dan juga kerusakan lingkungan. Di masa
depan akan lebih banyak aturan yang mengatur untuk meminimalisir polusi yang
tentu saja pada beberapa sektor akan menjadi tambahan biaya yang cukup besar.
Lingkungan Teknologi
Perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Sekarang ini perkembangan dalam hal teknologi semakin cepat dirasakan. Dengan
datangnya internet, perubahan dinamika berlangsung dalam waktu yang semakin
cepat dan skala yang semakin meluas. Globalisasi mengubah berbagai aturan main
dalam berbisnis. Persaingan juga tidak lagi dalam skala lokal dan nasional,
tetapi sudah mengarah pada persaingan global.
Inovasi teknologi yang terus berkembang.
Perkembangan teknologi juga dibarengi dengan berbagai inovasi dalam banyak
produk dan jasa. Contohnya adalah perkembangan mesin tik yang sekarang ini
perlahan tapi pasti sudah mulai digantikan dengan komputer, dan berbagai contoh
lain yang berada di sekitar kita.
Aturan-aturan dalam teknologi. Teknologi
mempunyai keunikan sendiri dengan dinamika dan perkembangan yang sangat cepat.
Melihat aturan pemerintah dalam pengaturan penggunaan teknologi mutlak
diperlukan untuk mempermudah berbagai proses dalam masyarakat.
Lingkungan
Politik
Aturan-aturan dalam sektor industri. Dalam
menjalankan bisnis, aturan merupakan satu landasan mutlak. Karena itu, pemetaan
peluang bisnis juga perlu melihat berbagai aturan yang mengatur industri
tersebut sehingga tidak terjadi bentrokan ataupun masalah di kemudian hari.
Tumbuhnya organisasi-organisasi LSM dan
buruh. Organisasi-organisasi LSM dan buruh di satu sisi memberikan pengaruh
positif kepada pekerja untuk menyuarakan berbagai aspirasi mereka. Tetapi
organisasi pekerja yang terlalu kuat akan menyulitkan perusahaan dalam beberapa
proses pengambilan keputusan, karena harus melakukan banyak kompromi dengan
mereka.
Lingkungan
Budaya
Perbedaan budaya pada masing-masing negara.
Perbedaan budaya menjadikan gaya hidup masing-masing negara dan daerah berbeda
juga. Pemahaman budaya pada setiap daerah akan memudahkan pemasar menyesuaikan
produk ataupun jasanya sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut.
Kepercayaan, tradisi, dan agama. Pada
kelompok orang dengan kepercayaan, tradisi, dan agama yang berbeda mempunyai
pola konsumsi dan gaya hidup yang berbeda dengan yang berlainan kepercayaan.
Dan pada hal-hal tertentu, agama mempunyai peran yang signifikan karena
mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hal mengkonsumsi produk
ataupun jasa.
3. PERILAKU PASAR
Perilaku pasar adalah pola kebiasan pasar
meliputi proses (mental) pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual
atau organisasional terhadap produk tertentu, konsisten selama periode waktu
tertentu. Kegiatan-kegiatan perilaku meliputi tindakan penilaian, keyakinan,
usaha memperoleh, pola penggunaan, maupun penolakan suatu produk.
3.1.
Karakteristik yang Mempengaruhi Pembelian
Perilaku konsumen adalah
suatu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan
pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk
dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat
keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk
mengkonsumsi suatu barang. Selain itu, ada beberapa pengertian perilaku
konsumen menurut para ahli, antara lain :
Ada dua wujud konsumen
yaitu :
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau
jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Berdasarkan landasan
teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
A.
Faktor eksternal adalah
merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan,
marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan
kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan
perilaku konsumen. Kelompok referensi akan mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku.
- Faktor internal adalah merupakan faktor yang termasuk adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.
3.2.
Proses Keputusan Membeli
Keputusan membeli
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
- Umur
- Pekerjaan
- Situasi Ekonomi
- Kepribadian
3.3.
Pasar Konsumen
Pasar Konsumen adalah semua individu dan
rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi
pribadi. Sedangkan menurut salah satu ahli pemasaran pasar konsumen adalah
pasar yang dimana pembelinya adalah individual yang membeli produk untuk
digunakan atau disewakan.
3.4.
Pasar Industri
Pasar
Industri semua organisasi yang membeli barang dan jasa untuk di gunakan
memproduksi barang dan jasa lain yang di jual, di sewakan, atau ke
perusahaan lain .
A . Proses Pembelian Pasar Industri
- Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pembeli pasar industri untuk menetapkan kebutuhan akan produk dan jasa yang harus di beli dan untuk mengidentifikasikan, mengevaluasikan, dan memilih dari berbagai alternatif merek dan pemasok .
B .
Karakteristik Pasar Industri
- Struktur dan Permintaan Pasar
- Pasar industri memilih lebih sedikit pembeli tetapi besar nilainya .
- Pelanggan pasar industri lebih terkosentrasi secara geografis .
- Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumen akhir .
- Permintaan di pasar industri lebih inelastic - kurang terpengaruh oleh perubahan harga jangka pendek .
- Permintaan di pasar industri lebih berluktuatif dan lebih cepat .
- Sifat Unit Pembelian
- Pembelian di pasar industri melibatkan lebih banyak pembelian .
- Pembelian pasar industri melibatkan usaha pembelian yang lebih profesional .
- Berbagai Tipe Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan
- Pembeli di pasar industri biasanya menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks.
- Proses pembelian industri lebih formal.
- Dalam pembelian di pasar industri, penjual dan pembeli bekerja lebih erat dan membangun hubungan jangka panjang.
4 TARGET PASAR
Dalam menetapkan sasaran pasar (target
pasar), perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar, dengan cara
mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat)
yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar
yang akan dicapai. Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari
kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan
memutuskan berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani
oleh perusahaan. Penentuan target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat
melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada
terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi,
sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan
dilayaninya sebagai target pasar.
Kegiatan pemasaran akan
lebih berhasil jika hanya diarahkan kepada konsumen tertentu sebagai target
pasar yang dituju. Target pasar adalah kelompok konsumen yang agak homogen,
yang akan dijadikan sasaran pemasaran perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
harus memperhatikan jenis kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu perlu
diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen manakah yang akan
dipenuhi. Konsumen memang pembeli yang harus dilayani perusahaan dengan
memuaskan. Namun, tidak mungkin perusahaan benar-benar dapat memberikan
kepuasan kepada seluruh konsumen yang ada di pasar, karena terbatasnya
kemampuan atau sumber daya perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu menentukan
batas pasar yang akan dilayani atau yang menjadi target pasar, melalui
pengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri atau sifatnya dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Adapun yang dimaksud
dengan target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau
sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai
dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan ditetapkannya
target pasar, perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya dan strategi
bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Target pasar perlu
ditetapkan, karena bermanfaat dalam :
1.
Mengembangkan posisi produk dan strategi bauran pemasaran
2. Memudahkan penyesuaian produk yang
dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang dijalankan (harga yang tepat,
saluran distribusi yang efektif, promosi yang tepat) dengan target pasar.
3. Membidik
peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru.
4. Memanfaatkan sumber daya perusahaan
yang terbatas seefisien dan seefektif mungkin.
5.
Mengantisipasi persaingan.
Dengan mengidentifikasikan bagian pasar yang
dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada pada posisi lebih baik
dengan melayani konsumen tertentu dari pasar tersebut.
4.1 Mengukur
dan Meramalkan Pasar Permintaan
Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui
permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk di masa yang lalu dan di
masa yng sekarang dalm kendala satu asset kondisi tertentu. Peramalan
permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok
produk di masa yang akan datang dalam
kendala satu asat kondisi tertentu. Hasil maksimal dari suatu kegiatan
peramalan adalah adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang.
A. Mengukur Permintaan
Pasar Saat Ini
Ada tiga metode
praktis untuk mengestimasi permintaan; di antaranya:
· Mengestimasi Total
Permintaan Pasar
Total permintaan pasar suatu
produk adalah total volume yang dibeli sekelompok konsumen tertentu dalam suatu
wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu dalam suatu lingkungan
pemasaran tertentu.
Persamaannya
: Q = n . p . q
Di mana : Q = total permintaan pasar
n
= jumlah pembeli di pasar
p
= harga rata – rata satuan
q
= jumlah yang dibeli oleh rata – rata pembeli per tahun
· Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar.
Dalam memilih wilayah terbaik,
serta mengoptimalkan alokasi anggaran pemasaran, dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu metode :
a. Market Build Up
Di mana digunakan terutama oleh
perusahaan industri untuk mengidentifikasi semua pembeli potensial dalam setiap
pasar dan mengestimasikan pembelian potensialnya.
b. Market Factor
Index
Di mana digunakan oleh
perusahaan barang konsumsi, untuk mengidentifikasi factor – factor pasar yang
ada korelasinya dengan potensi dan menggabungkan ke sebuah index tertimbang.
· Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Perusahaan bias mengidentifikasi
para pesaing dan mengestimasi penjualan mereka, dengan melihat data yang
dikumpulkan asosiasi maupun lembaga riset.
B. Meramal Permintaan
Mendatang
· Survei niat pembeli
Menanyakan kepada mereka dengan harapan
mereka menjawab secara obyektif.
· Pendapat para tenga
penjual (wiraniaga)
Perusahaan meminta para tenaga
penjualnya untuk mengestimasikan penjualan
tiap produk untuk daerah mereka masing- masing.
· Pendapat para ahli
Pendapat yang dihasilkan
berdasarkan data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik dari para akademisi
maupun para prakisi(Digunakan teknik Delphi).
· Analisis Regeresi
Prosedur
statistic untuk menemukan factor – factor nyata yang mempengaruhi penjualan.
Rumus : Y = a + b X
Di mana: Y = variable tidak bebas
X
= variable bebas
a
= nilai intercept (konstan)
a
= nilai intercept (konstan)
b
= koefisien arah regresi
Harga a
dapat dihitung dengan rumus:
∑Y
(∑X2) - ∑X - ∑XY
a
= —————————
n∑X2 – (∑X)2
Harga b
dapat dihitung dengan rumus:
n∑XY
– ∑X ∑Y
b
= ———————
n∑X2 – (∑X)2
4.2
Luas Pasar
Luas pasar bagi perusahaan
tidak selslu berarti penjumlahan seluruh populasi penduduk. Populasi penduduk
tidak selalu berarti populasi pasar. Populasi pasar (market population)
atau sering disebut sebagai potensial pasar adalah keseluruhan permintaan
terhadap produk tertentu pada wilayah dan periode waktu yang tertentu pula.
4.3 Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya.
Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata
ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
·
Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang
yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar
tradisional dan pasar swalayan.
·
Pasar Abstrak
Pasar abstrak adalah pasar dimana para
pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli
secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh
pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya.
Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan
pasar modern.
·
Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat
tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar
secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa
barang kebutuhan pokok.
·
Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat
modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm
layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat
modern lainnya.
Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya
menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar
buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.
Jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi.
Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan
menjadi:
► Pasar Lokal
► Pasar Daerah
► Pasar Nasional dan
► Pasar Internasional
4.4 Segmentasi Pasar dan Dasar Segmentasi
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli
yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi
pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis
para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Dalam penetapan segmentasi pasar,
terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar segmentasi pasar pada
pasar konsumen, sebagai berikut :
·
Variabel geografi
Variabel tersebut, antara lain:
wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
·
Variabel demografi
Variabel tersebut, antara lain:
umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll.
·
Variabel psikologis
Variabel tersebut, antara lain:
kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
Dasar–dasar
segmentasi pada pasar industri sebagai berikut :
Tahap 1, yaitu menetapkan
segmentasi makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya
langganan.
Tahap 2, yaitu sikap terhadap
penjual, ciri–ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
4.5. Sasaran Pasar dan Posisi Keunggulan
Ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmen pasar :
·
Luas dan pertumbuhan segmen
pasar
·
Struktur pasar
·
Tujuan dan kapasitas perusahaan
Strategi
penguasaan sasaran pasar meliputi tiga alternatif :
· Pasar yang
tidak membedakan (Undifferentiated marketing)Pemasaran yang tidak
membedakan adalah alternatif penguasaan seluruh pasar. Pasar dipandang sebagai
satu kesatuan (agregat) yang dianggap empunyai karakter dan perilaku saa
(homogen) Oleh karena itu perusahaan merancang peasaran dengan strategi yang
tidak membedakan perbedaan-perbedaan karakter maupun perilaku pasar.
· Pemasaran
yang membedakan (Differentiated marketing)Pemasaran yang membedakan
adalah alternatif penguasaan keseluruhan pasar. Pasar dipandang sebagai
keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian-bagian (segmen) yang karakter dan
perilakunya masing-masing berbeda (heterogen). Oleh karena itu perusahaan
merancang masing-masing startegi pemasaran untuk masing-masing segmen pasar.
· Pemasaran
yang Terkonsentrasi (Concentrated marketing) Anggapan perusahaan atas perilaku
pasar adalah heterogen. Melalui segmentasi pasar, dipilih satu segmen sebagai
sasarannya. Pemasaran Terkonsentrasi adalah alternatif penguasaan salah satu
segmen pasar.
5. MENDESAIN
PRODUK, MEREK, KEMASAN DAN LAYANAN
Desain
produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian
dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk
konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam
pendekatan yang lebih sistematis. Peran seorang
desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer
produk, industri dan desain insinyur perancang. Desainer produk dilengkapi dengan
keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari konsepsi ke
pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan
subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika
dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek
penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan
rekayasa.
5.1. Arti
Produk
Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan
atau kebutuhan konsumen/pembeli. Produk-produk yang dipasarkan tersebut
biasanya meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang,
tempat, property, organisasi dan gagasan/ide.
Dalam
merencanakan tawaran produk ke pasar, pemasar perlu memikirkan secara mendalam
lima tingkat produk yaitu manfaat inti (core benefit), produk dasar (basic
product), produk yang diharapkan (expected product), produk yang
ditingkatkan (augmented product) dan produk yang
berpotensi/potensial (potencial product). Masing-masing tingkat
menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk hirearki nilai
pelanggan.
5.2. PENGGOLONGAN
PRODUK
Salah satu strategi untuk menentukan jadwal
produksi adalah membuat penggolongan produk. Pada umumnya penggolongan produk
dibagi 3, yaitu:
- Fast moving
- Medium moving
- Slow moving
Penggolongan produk di atas mengacu pada
tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada kurun waktu tertentu,
misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala itu maka kita akan tahu
produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya tinggi dalam kurun waktu 6
bulan.
Misalnya rata-rata hasil produksi produk X
dalam 6 bulan terakhir adalah 2.000 pcs, produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs.
Dari angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produk X (fast),
produk Y (medium) dan produk Z (slow).
Setelah penggolongan tersebut, maka langkah
selanjutnya adalah mengurutkan ketersediaan stok ketiga produk tersebut di gudang
in proses atau gudang finish good. Produk yang menjadi prioritas
produksi adalah yang kuantitas stok dibawah buffer stok yang telah ditetapkan.
Namun demikian jika buffer stok produk
x, y dan z sama-sama berada di bawah jumlah buffer yang ditetapkan, kita
sebaiknya mendahulukan produk x karena produk tersebut termasuk fast moving.
5.3. Strategi dan Keputusan
Merek dan Kemasan
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri
dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi
objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari
hal-hal tersebut.
Atribut produk merupakan pengembangan produk
dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan.
Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui
atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
Merk
adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari
atribut-atribut produk yang dapat memberikan identitas kepada suatu barang dan
membedakan barang tersebut dengan barang yang lainnya. Setiap barang memiliki
merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk bagi pembeli, produsen, maupun
pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
·
Bagi Pembeli: sebagai dasar penentuan
pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
·
Bagi Produsen: sebagai identitas,
promosional, membangun citra produk, dan mengendalikan pasar
·
Bagi Pedagang: untuk pengendalian persediaan,
prestos, dan kompetitif
Strategi pengembangan merk, yaitu:
· Line extension/Perluasan lini produk
Strategi ini menggunakan nama merek yang
sudah ada ditambahkan variasi seperti
diubah ke dalam bentuk baru, ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa
yang baru namun masih dengan nama merek yang sama.
· Brand extension/Perluasan merek
Strategi ini menggunakan nama merek yang
sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk meluncurkan produk baru atau
produk modifikasi.
· Multi brand/Aneka merek
Strategi ini memperkenalkan banyak merek baru
namun masih dalam kategori
produk yang sama.
· New brand/Merek baru
Pada strategi ini adalah meluncurkan merek
yang benar-benar baru untuk kategori produk yang baru juga bagi perusahaan.
KEMASAN
Menurut Kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan
dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Fungsi
dari kemasan, yaitu:
Ø
Pelindung isi (dari kerusakan, kehilangan, dsb)
Ø
Kemudahan menggunakan produk (alat pemegang, tidak tumpah)
Ø
Pemakaian ulang (dapat diisi kembali, untuk wadah lain)
Ø Daya
tarik (artistic, warna, atau desain)
Ø
Identitas (berkesan kokoh, lembut, atau mewah)
Ø
Distribusi (mudah disusun, dihitung, atau dipindahkan)
Ø
Informasi (informasi isi, pemakaian, kualitas)
Ø
Pengembangan (kemajuan teknologi, daur ulang)
Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan
harus memberikan keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya yaitu
kemasan produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan
bukan hanya sebagai pembungkus, tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu
alat promosi efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai
produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus
mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan kemasan
yang menarik.
Memang kemasan kini disadari oleh produsen
bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan
produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras
meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen
melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen
yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk
karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli
karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu
produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen
membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk, image produk juga
dapat dibentuk misalnya sebagai produk
yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu
produk karena sesuai syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama,
tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu
produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia
membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan,
berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga
memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah disusun,
dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam
distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah
untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
5.4 Keputusan
Pelayanan
Strategi tentang merek merupakan cerminan
dari strategi perusahaan, dan bahkan dari kebijakan tentang merek, dapat dibaca
berbagai gejala perubahan internal dan eksternal. Merek telah mengalami evolusi
makna, dari sekedar sebuah nama untuk membedakan suatu produk atau jasa,
menjadi wakil dari sebuah obyek, symbol, citra dan terakhir sebagai gejala
terhadap perubahan internal maupun eksternal.
Bagaimana
menjelaskan merek sebagai fenomena perubahan internal dan eksternal ? Mari kita
tengok industri rokok untuk melihat keterkaitan strategi permerekan (branding)
dengan lingkungan eksternal dan situasi internal perusahaan. Para pemain dalam
industri rokok tidak hanya menghadapi dinamika persaingan, tetapi juga harus
menghadapi faktor-faktor eksternal yang bukan hanya terbatas pada konsumen. Bukan
seperti industri lainnya yang perhatian terhadap non konsumen dapat
dinomorduakan, pada industri rokok persoalan dengan stakeholders bukan konsumen
sama-sama pentingnya, yang terkadang urusannya bisa jauh lebih rumit dari pada
sekedar mengurusi konsumennya. Industri rokok menduduki posisi yang unik karena
sangat dibutuhkan tetapi sekaligus dibatasi pertumbuhannya. Pemerintah sangat
berkepentingan dengan industri rokok, yang merupakan kontributor cukai
terbesar. Apalagi industri rokok – langsung maupun tidak langsung – menciptakan
lapangan kerja yang sangat besar. Sementara di sisi lain pemerintah juga
berkepentingan untuk mengerem konsumsi rokok demi alasan kesehatan. Belum lagi
tekanan dari masyarakat internasional yang anti nikotin, dan dituangkan dalam
berbagai upaya WHO, yang berpengaruh terhadap regulasi pemerintah dan gerakan
anti nikotin di masyarakat. Inilah yang dihadapi oleh perusahaan rokok.
Keputusan
tentang permerekan merupakan cerminan dari strategi menghadapi berbagai
perubahan eksternal. Salah satu kebijakan strategis mengenai permerekan adalah
kebijakan tentang pemanfaatan merek berdasarkan tingkatannya. Walaupun dalam
implementasinya diterapkan dalam derajat yang berbeda-beda, secara garis besar
pemberian merek terdiri atas dua tingkatan yaitu merek produk dan merek
korporat. Pada permerekan produk individual, merek harus berjuang sendiri
tanpa dukungan dari merek korporat. Dorongan membangun merek korporat berkaitan
dengan masalah perusahaan. Seperti yang dihadapi oleh industri rokok, identitas
korporat perlu diangkat ke atas karena didasari oleh perubahan pemikiran
bagaimana perusahaan dapat diterima oleh masyarakat, mengingat produk rokok
cenderung mempunyai citra negatif.
Sementara dalam pemberian nama produk dapat
digolongkan menjadi permerekan produk individual, permerekan lini
produk, dan permerekan cakupan produk. Dalam permerekan individual setiap
produk diberi nama merek yang ekslusif tanpa dikaitkan secara jelas dengan nama
perusahaan. Strategi ini mengarahkan merek untuk memiliki nilai-nilai
kepribadian, identitas, dan positioning yang unik. Konsekuensinya pendekatan
ini mengharuskan setiap produk baru harus mempunyai suatu merek baru dan
diposisikan untuk segmen pasar yang khusus. Tindakan ini mempermudah untuk
mengevaluasi kinerja merek, evaluasi nilainya, dan keputusan alokasi sumber
dayanya. Kekurangannya adalah kemungkinan terjadinya kanibalisasi, yang terjadi
jika konsumen sasaran tidak terdeferensiasi secara jelas untuk setiap merek dan
disertai positioning yang tidak jelas. Kelemahan lainnya biaya untuk komunikasi
pemasaran yang lebih tinggi. Pemberian nama produk yang berdiri sendiri memang
memiliki beberapa keuntungan diantaranya jika salah satu produk gagal tidak
akan berpengaruh terhadap yang lain. Tetapi investasi setiap produk juga harus
dilakukan sendiri. Pendekatan yang lain adalah permerekan lini produk.
Produk dalam satu lini berada di bawah nama merek yang sama dan memiliki
identitas dasar yang sama dengan sedikit perbedaan untuk masing-masing produk.
Skala ekonomi dalam periklanan dan promosi merupakan kelebihan dari strategi
ini, dan setiap perluasan lini akan memperkuat positioning dan citra merek.
Setiap mengiklankan suatu produk dalam lini tersebut, produk akan meningkatkan
awareness untuk keseluruhan lini. Permerekan cakupan produk merupakan strategi
yang menempatkan sejumlah produk ke dalam kategori yang luas dan dikelompokkan
bersama-sama dalam naungan sebuah nama merek dan dipromosikan ke dalam satu
identitas dasar. Produk tersebut intinya mempunyai merek bersama tetapi
mempunyai tingkat kinerja berbeda. Jadi, salah satu tugas strategi merek adalah
menentukan penempatan tingkatan merek diantara dua kutub yakni permerekan
korporat dan permerekan produk, yang dilandasi kepentingan strategi perusahaan.
Namun dalam banjir informasi, mempertahankan dan memelihara sebuah nama di
benak konsumen menjadi sulit dan mahal. Sehingga permerekan korporat menjadi
trend.
5.5 Produk
Individual dan Lini Produk
Strategi tentang merek merupakan cerminan
dari strategi perusahaan, dan bahkan dari kebijakan tentang merek, dapat dibaca
berbagai gejala perubahan internal dan eksternal. Merek telah mengalami evolusi
makna, dari sekedar sebuah nama untuk membedakan suatu produk atau jasa,
menjadi wakil dari sebuah obyek, symbol, citra dan terakhir sebagai gejala
terhadap perubahan internal maupun eksternal.
Bagaimana
menjelaskan merek sebagai fenomena perubahan internal dan eksternal ? Mari kita
tengok industri rokok untuk melihat keterkaitan strategi permerekan (branding)
dengan lingkungan eksternal dan situasi internal perusahaan. Para pemain dalam
industri rokok tidak hanya menghadapi dinamika persaingan, tetapi juga harus
menghadapi faktor-faktor eksternal yang bukan hanya terbatas pada konsumen.
Bukan seperti industri lainnya yang perhatian terhadap non konsumen dapat
dinomorduakan, pada industri rokok persoalan dengan stakeholders bukan konsumen
sama-sama pentingnya, yang terkadang urusannya bisa jauh lebih rumit dari pada
sekedar mengurusi konsumennya. Industri rokok menduduki posisi yang unik karena
sangat dibutuhkan tetapi sekaligus dibatasi pertumbuhannya. Pemerintah sangat
berkepentingan dengan industri rokok, yang merupakan kontributor cukai
terbesar. Apalagi industri rokok – langsung maupun tidak langsung – menciptakan
lapangan kerja yang sangat besar. Sementara di sisi lain pemerintah juga
berkepentingan untuk mengerem konsumsi rokok demi alasan kesehatan. Belum lagi
tekanan dari masyarakat internasional yang anti nikotin, dan dituangkan dalam
berbagai upaya WHO, yang berpengaruh terhadap regulasi pemerintah dan gerakan
anti nikotin di masyarakat. Inilah yang dihadapi oleh perusahaan rokok.
Keputusan
tentang permerekan merupakan cerminan dari strategi menghadapi berbagai
perubahan eksternal. Salah satu kebijakan strategis mengenai permerekan adalah
kebijakan tentang pemanfaatan merek berdasarkan tingkatannya. Walaupun dalam
implementasinya diterapkan dalam derajat yang berbeda-beda, secara garis besar
pemberian merek terdiri atas dua tingkatan yaitu merek produk dan merek
korporat. Pada permerekan produk individual, merek harus berjuang sendiri
tanpa dukungan dari merek korporat. Dorongan membangun merek korporat berkaitan
dengan masalah perusahaan. Seperti yang dihadapi oleh industri rokok, identitas
korporat perlu diangkat ke atas karena didasari oleh perubahan pemikiran
bagaimana perusahaan dapat diterima oleh masyarakat, mengingat produk rokok
cenderung mempunyai citra negatif.
Sementara
dalam pemberian nama produk dapat digolongkan menjadi permerekan produk
individual, permerekan lini produk, dan permerekan cakupan produk. Dalam
permerekan individual setiap produk diberi nama merek yang ekslusif tanpa
dikaitkan secara jelas dengan nama perusahaan. Strategi ini mengarahkan merek
untuk memiliki nilai-nilai kepribadian, identitas, dan positioning yang unik.
Konsekuensinya pendekatan ini mengharuskan setiap produk baru harus mempunyai
suatu merek baru dan diposisikan untuk segmen pasar yang khusus. Tindakan ini
mempermudah untuk mengevaluasi kinerja merek, evaluasi nilainya, dan keputusan
alokasi sumber dayanya. Kekurangannya adalah kemungkinan terjadinya
kanibalisasi, yang terjadi jika konsumen sasaran tidak terdeferensiasi secara
jelas untuk setiap merek dan disertai positioning yang tidak jelas. Kelemahan
lainnya biaya untuk komunikasi pemasaran yang lebih tinggi. Pemberian nama
produk yang berdiri sendiri memang memiliki beberapa keuntungan diantaranya
jika salah satu produk gagal tidak akan berpengaruh terhadap yang lain. Tetapi
investasi setiap produk juga harus dilakukan sendiri. Pendekatan yang
lain adalah permerekan lini produk. Produk dalam satu lini berada di bawah nama
merek yang sama dan memiliki identitas dasar yang sama dengan sedikit perbedaan
untuk masing-masing produk. Skala ekonomi dalam periklanan dan promosi
merupakan kelebihan dari strategi ini, dan setiap perluasan lini akan
memperkuat positioning dan citra merek. Setiap mengiklankan suatu produk dalam
lini tersebut, produk akan meningkatkan awareness untuk keseluruhan lini.
Permerekan cakupan produk merupakan strategi yang menempatkan sejumlah produk
ke dalam kategori yang luas dan dikelompokkan bersama-sama dalam naungan sebuah
nama merek dan dipromosikan ke dalam satu identitas dasar. Produk tersebut
intinya mempunyai merek bersama tetapi mempunyai tingkat kinerja berbeda. Jadi,
salah satu tugas strategi merek adalah menentukan penempatan tingkatan merek
diantara dua kutub yakni permerekan korporat dan permerekan produk, yang
dilandasi kepentingan strategi perusahaan. Namun dalam banjir informasi, mempertahankan
dan memelihara sebuah nama di benak konsumen menjadi sulit dan mahal. Sehingga
permerekan korporat menjadi trend.
Dalam menawarkan lini produk,
perusahaan-perusahaan biasanya menciptakan platform dan modul dasar yang dapat
ditambahkan untuk memenuhi tuntutan pelanggan. Pendekatan moduler ini
memungkinkan perusahaan tersebut menawarkan berbagai variasi sambil menurunkan
biaya produksi. Manajer-manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba setiap
barang lininya untuk menentukan barang mana yang harus dikembangkan,
dipertahankan, diambil hasilnya, atau dilepaskan. Mereka juga perlu memahami
profil pasar setiap lini produk. Selain itu, manajer lini produk juga harus
menganalisa bagaimana lini tersebut diposisikan terhadap lini pesaing (pemetaan
produk). Manfaat dari pemetaan produk ini antara lain adalah untuk
mengindentifikasi segmen pasar.
Suatu perusahaan dapat menggolongkan
produk-produknya menjadi empat tipe yang
menghasilkan margin kotor yang berbeda, bergantung pada volume penjualan
dan promosinya, yakni produk inti, kebutuhan pokok, kekhususan, barang mudah.
Perusahaan-perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin memutuskan untuk
merentangkan lininya ke kedua arah. Lini produk dapat juga diperpanjang dengan
menambah lebih banyak jenis produk dalam rentang lini sekarang. Ada beberapa
motif untuk melakukan pengisian lini (line filling) yakni dengan cara
memperoleh tambahan laba, berupaya memuaskan penyalur yang mengeluhkan
kehilangan penjualan karena tidak memiliki jenis produk dalam lini tersebut,
berupaya memanfaatkan kapasitas yang berlebihan, berupaya menjadi perusahaan
terdepan dengan lini lengkap, dan mencoba menutup lubang agar tidak diisi
pesaing.
Pengisian lini dianggap berlebihan jika hal
itu mengakibatkan kanibalisasi diri sendiri dan pelanggan bingung. Perusahaan
tersebut perlu melakukan diferensiasi masing-masing jenis barang dalam benak
pelanggan. Setiap jenis produk seharusnya memiliki perbedaan yang benar-benar
dapat dikenali. Selain itu, perusahaan tersebut juga seharusnya memastikan
bahwa jenis produk yang diusulkan tersebut memenuhi kebutuhan pasar bukan
ditambahkan semata-mata hanya untuk memuaskan kebutuhan internal. Lini produk
perlu dimodernisasi. Dalam pasar produk yang berubah cepat, modernisasi
dilakukan terus-menerus. Perusahaan-perusahaan merencanakan penyempurnaan untuk
mendorong perpindahan pelanggan ke jenis produk yang bernilai lebih tinggi dan
berharga lebih tinggi. Masalah utamanya adalah menentukan waktu yang tepat
untuk penyempurnaan tersebut agar hal itu tidak tampak terlalu dini (sehingga
mengganggu penjualan lini sekarang) atau terlalu lambat (setelah pesaing
membangun reputasi yang kuat untuk peralatan yang lebih maju).
Manajer lini produk tersebut biasanya memilih
satu atau beberapa jenis produk dalam lini itu untuk ditonjolkan. Pada saat
yang lain, manajer akan menonjolkan jenis produk lapis atas untuk memberikan
gengsi kepada lini produk tersebut. Kadang-kadang perusahaan menemukan salah
satu lapisan lininya laku keras dan lapisan lainnya tidak laku. Perusahaan
tersebut mungkin akan mencoba menaikkan permintaan untuk produk yang
penjualannya lebih lambat, khususnya jika produk tersebut dihasilkan di pabrik
yang menganggur karena kekurangan permintaan. Manajer-manajer lini produk
secara berkala harus mempelajari lini untuk melihat produk yang tidak
menghasilkan lagi sehingga menekan laba. Jenis-jenis produk yang lemah tersebut
dapat dikenali melalui analisis penjualan dan biaya. Pemangkasan juga dilakukan
apabila perusahaan tersebut mengalami kekurangan kapasitas produksi.
Perusahaan-perusahaan biasanya memperpendek lini produknya pada masa-masa
permintaan tinggi dan memperpanjang lininya pada masa-masa permintaan lambat.
6. PENGEMBANGAN PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
Produk baru perusahaan mengalami rentang usia
yang terbatas dan harus digantikan oleh produk yang lebih baru. Perusahaan
harus piawai dalam mengembangkan dan mengelola produk baru. Semua produk
mengalami siklus hidup sampai produk dilahirkan, melalui beberapa fase, dan
pada akhirnya mati ketika ada produk baru yang datang dan produk baru itu dapat
melayani kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Siklus hidup ini menghadirkan
dua tantangan utama: Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami
penurunan, perusahaan harus mampu mengembangkan produk baru untuk menggantikan
produk lam (tantangan pengembangan produk baru). Kedua, perusahaan harus mampu
menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi perubahan selera,
teknologi, dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus hidup (tantangan
strategisiklus hidup produk). Tetapi produk baru bisa gagal-risiko inovasi sama
besaranya dengan imbalannya. Kunci bagi inovasi yang sukses terletak pada
keseluruhan usaha perusahaan, perencanaan yang kuat, dan proses pengembangan
produk baru yang sistematis.
6.1. Strategi dan Proses
Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan menghadapi sebuah
masalah-masalah harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat
kecil. Secra keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan
harus memahami pelanggannya, pasarm, dan pesaing serta mengembangkan produk
yang memberikan nilai yang unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai
rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk
baruyang sistematis untuk menemukan dan mengembangkan produk-produk baru.
Cara Perusahaan Menemukan dan Mengembangkan
Ide Produk Baru
Pengembangan produk baru dimulai dengan
penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari
berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari sumber internal.
Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan
mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang
dari sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta
mengalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide
produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.
Perusahaan melacak penawaran pesaing dan
menginspeksi produk baru, memilih produk, menganalisis kinerja produk, dan
memutuskan apakah mereka akan memperkenalkan yang sama atau produk yang lebih
baik. Distributor dan pemesok berada dekat dengan pasar dan dapat menyalurkan
informasi tentang masalah konsumen dan kemungkinan produk baru.
Langkah-Langkah dalam Proses Pengembangan
Produk Baru
Proses pengembangan produk baru terdiri dari
delapan secara berurutan. Proses dimulai dengan penciptaan ide.
Berikutnya penyaringan ide, yang mengurangi jumlah ide berdasarkan
kriteria perusahaan sendiri. Ide yang lolos dari tahap penyaringan ini
dilanjutkan ke tahap pengembangan konsep produk, di mana versi detail
ide produk baru dinyatakan dalam segi konsumen yang berarti. Dalam tahap
berikutnya, pengujian konsep, konsep produk baru yang diuji dengan
sekelompok konsumen sasaran untuk menentukan apakah konsep mempunyai kecocokan
yang kuat dengan konsumen. Konsep yang kuat diteruskan ke pengembangan
strategi pemasaran, di mana strategi pemasaran awal bagi produk baru
dikembangkan dari konsep produk. Dalam tahap analisis bisnis, tinjauan
ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru dilakukan untuk
menentukan apakah produk baru itu memuaskan tujuan perusahaan. Dengan hal yang
positif di sini, ide menjadi lebih nyata melalui pengembangan produk dan
pemasaran uji dan akhirnya diluncurkan selama tahap komersialisasi.
Proses pengembangan produk baru yang
dipaparkan di atas, menunjukkan aktivitas penting yang diperlukan untuk
menemukan, mengembangkan, dan memperkenalkan produk baru. Namun, pengembangan
produk baru membutuhkan lebih dari sekedar melewati beberapa tahapan.
Perusahaan harus mengambil pendekatan yang menyeluruh untuk mengatur proses
ini. Pengembangan produk baru yang berhasil perlu berpusat pada pelanggan,
berdasarkan tim, dan usaha yang sistematis.
Pengembangan produk baru yang berpusat pada
pelanggan merupakan pengembangan produk baru yang berfokus pada menemukan cara
baru untuk memecahkan masalah pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih
memuaskan bagi pelanggan. Pengembangan produk baru berdasarkan tim adalah
sebuah pendekatan untuk mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen
bekerja secara erat, melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk
baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektifitas. Terakhir, proses
pengambangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis daripada
secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan, dan
banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini,
perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan,
meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
6.2. Daur
Hidup Produk
Daur hidup produk sangat penting untuk
diketahui oleh wirausahawan ketika memulai usaha, khususnya adalah
tahapan-tahapannya. Dalam daur hidup produk terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
- Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan ini biasanya
terjadi pertumbuhan penjualan yang lambat karena produk baru diperkenalkan ke
pasar. Laba juga mungkin belum bisa menutup biaya overhead
dari keseluruhan usaha. Jadi, wirausahawan harus mempersiapkan modal yang tidak
terduga dan kesabaran yang tinggi. Satu hal yang penting dibutuhkan adalah
komitmen yang kuat untuk menumbuhkannya. Strateginya adalah inovasi dalam
strategi pemasaran dan penjualan dalam menciptakan perbedaan yang jelas antara
produknya dengan produk pesaing
- Tahap pertumbuhan (Growth)
Setelah biaya overhead mampu ditutup oleh
laba yang tinggi dari tingkat penjualan yang mulai meningkat cepat maka muncul
pertumbuhan produk dan juga bisnisnya. Gunakanlah laba yang diperoleh dengan
tepat-guna dan berhematlah (Saving The
Profit)
- Tahap Kedewasaan (Mature)
Satu tahapan yang telah banyak memberi
tingkat penjualan yang besar, cepat, dan tinggi serta memberikan jumlah laba
yang lumayan besar. Tahapan ini harus dioptimalkan oelh wirausahawan dengan
baik
- Tahap penurunan (Decline)
Tahapan ini adalah tahapan yang paling
berbahaya karena tingkat pertumbuhan laba dan laju pertumbuhan penjualan yang
mulai menurun sehingga diharapkan wirausahwan melakukan peluncuran produk baru
atau Re-positioning produk baru. Strategi yang dibutuhkan adalah
pengembangan produk baru
Berdasarkan daur hidup produk, maka
diharapkan wirausahawan mulai berhati-hati dalam memulai bisnisnya dan
mengelola usahanya mengingat bisnis dan produk juga mempunyai daur hidup.
Tahapan yang paling riskan adalah tahapan pengenalan (Introduction)
sebuah produk dan bisnis karena akan mempengaruhi hidup-matinya sebuah usaha
hal ini dikarenakan tingkat kontribusi laba yang belum cukup dan yang sering
terjadi adalah seorang wirausahawan menananmkan seluruh modalnya pada investasi
awal dan lupa bahwa dalam tahap pengenalan akan
membutuhkan modal cadangan untuk menutup kekurangan dana yang disebabkan
karena laba tidak cukup menutupi biaya yang telah dikeluarkan.
6.3 Strategi Pada Daur Hidup Produk
Setelah meluncurkan produk baru, manajemen
menginginkan suatu produk agar menikmati hidup yang panjang dan bahagia.
Walaupun mereka tidak mengharapkan produk terjual selamanya, perusahaan ingin
mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menutup semua usaha dan resiko yang
mereka tempuh pada saat meluncurkan produk. Manajemen mengetahui bahwa
masing-masing produk akan mempunyai siklus hidup masing-masing, walaupun bentuk
dan rentang waktunya tidak diketahui di masa yang akan datang. Siklus hidup
produk (Product life cycle) merupakan perjalanan dari penjualan dan keuntungan
produk selama masa hidupnya. Penjualan produk tertentu mengikuti kurva bentuk S
yang mencangkup lima tahap yang berbeda yaitu pengembangan produk, pengenalan,
pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.
Siklus dimulai dengan tahap pengembangan
produk ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru. Tahap
pengenalan ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan laba yang rendahketika
produk didistribusikan ke pasar. Jika berhasil, produk memasuki tahap
pertumbuhan, yang menawarkan pertumbuhan penjualan yang pesat dan peningkatan
laba. Berikutnya, tahap kedewasaan ketika pertumbuhan penjualan melambat dan
laba stabil. Terakhir, produk memasuki tahap penurunan di mana penjualan dan
laba menurun. Tugas perusahaan selama tahap ini adalah mengenali penurunan
dan memutuskan apakah perusahaan harus mempertahankan, memanen, atau
menyingkirkan produk.
Dalam tahap pengenalan, perusahaan harus
memilih startegi peluncuran yang konsisten dengan positioning produk yang di
maksudkan. Banyak uang yang dibutuhkan untuk menarik distributor dan membangun
persediaan mereka dan memberitahu konsumen tentang produk baru dan mendapatlkan
percobaan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan terus mendidik konsumen dan
distributor potensial. Selanjutnya perusahaan berusaha untuk tetap memimpin
persaingan dan mempertahankan pertumbuhan pasar yang cepat dengan meningkatkan
kualitas produk, menambahkan fitur dan model produk baru, mengubah iklan dari
membangun kesadaran produk menjadi membangun keyakinan dan pembelian produk,dan
menurunkan harga pada saat yang tepat untuk menarik pembeli baru.
Dalam tahap kedewasaan, perusahaan terus
berinvestasiuntuk mendewasakan produk dan mempertimbangkan modifikasi pasar,
produk, dan bauran pemasaran. Ketika memodifikasi pasar, perusahaan berusaha meningkatkan
konsumsi produk. Ketika memodifikasi produk, perusahaan mengubah beberapa
karakteristik produk seperti kualitas, fitur, atau gaya untuk menarik pengguna
baru dan menginspirasi lebih banyak penggunaan. Ketika memodifikasi bauran
pemasaran, perusahaan berusaha meningkatkan penjualan dengan mengubah satu atau
lebih elemen bauran pemasaran. Setelah perusahaan menyadari bahwa produk telah
memasuki tahap penurunan, manajemen harus memutuskan apakah mereka akan
mempertahankan produk tanpa perubahan, berharap perusahaan pesaing akan keluar
dari pasar, memanen produk, mengurangi biaya, dan berusaha mempertahankan
penjualan, atau menyingkirkan produk, menjualnya ke perusahaan lain atau
melikuidasi produk pada harga sisa.
7. KASUS – KASUS PEMASARAN
7.1. Contoh Kasus Nyata pada
Materi Pemasaran
PT.JAYA
Pada awal tahun 1992, Bapak Teguh Jaya, presiden dan CEO pada perusahaan
yang menggunakan namanya,menerima laporan
pendahuluan dari akuntan
publik yang menyiapkan pajak penghasilan perusahaan tahun 1991. Diketahui bahwa kerugian operasi
sekitar Rp 180.000.000,00
melebih dari jumlah
yang diperkirakan. Hal ini berarti
melebihi kerugian operasi yang dialami perusahaan lima tahun
yang lalu (1987 -1991)
dengan total Rp
508.000.000,00. Sementara "pendapatan
lain" terpengaruh oleh dampak kerugian
tersebut. Situasi seperti
ini membuat Bapak Teguh Jaya menjadi sangat serius dalam hal mengelola
investasi milik keluarga
(lihat Lampiran 1 mengenai laporan
pendapatan 1986 - 1990).
Perusahaan
yang berlokasi di pusat kota Solo, daerah
bagian selatan Jawa Tengah, di dirikan pada tahun 1976 oleh Akhmad Jaya. Pada awal berdirinya, perusahaan terutama bergerak sebagai distributor perlengkapan kantor,
termasuk di dalamnya kertas dan perlengkapan alat tulis-menulis. Sejak kematian Akhmad Jaya tahun 1946, penanggung
jawab kegiatan perusahaan digantikan
oleh
anaknya,
Andil
Jaya,
yang
pada
waktu itu berumur 25 tahun. Pada pertengahan tahun 1980 perusahan
memasuki bidang usaha yang ketiga
yaitu usaha percetakan. Kegiatan
usaha tambahan ini dimulai
dengan mengoperasikan letterpress yang sering
digunakan untuk membuat kartu bisnis,
lembar pengumuman, poster, dan sejenisnya. Sampai tahun 1980-an,
bisnis percetakan telah diperluas dengan
membeli alat percetakan
berwarna, alat penulisan
dan penjilidan. Perusahaan mengoperasikan pencetakan tiga wama bersama-sama 7 letterpress kecil pada tahun 1992.
PT.JAYA Laporan Pendapatan
1986-1990
(Dalam nilai Rp 000.000,00)
Penjualan
|
11.647
|
11.221
|
8.303
|
6.854
|
8.010
|
Hg. Pokok
Produksi
|
7.582
|
7.371
|
5.274
|
4.434
|
5.068
|
Laba kotor
|
4.065
|
3.850
|
3.029
|
2.420
|
2.942
|
Biaya-biaya
|
4.238
|
3.742
|
3.044
|
2.740
|
2.894
|
Pendapatan Operasi
|
(173)
|
108
|
(15)
|
(320)
|
48
|
Pendapatan Lain
*
|
127
|
133
|
109
|
92
|
95
|
Pendapatan sebelum
|
(46)
|
241
|
94
|
(228)
|
143
|
Pajak
|
*Termasuk pendapatan potongan, bunga dan macam-macam
Teguh Jaya, cucu Akhmad Jaya,
memasuki bisnis pada tahun 1978 setelah lulus dari akademi
manajemen di Jakarta.
Ia pertama
kali bekerja sebagai
salesman perlengkapan kantor dan kemudian berganti
sebagai salesman percetakan. Pada tahun 1985, Andil Jaya pensiun dan mundur dari bisnis karena alasan kesehatan. Sebagai gantinya,
Teguh Jaya mengambil komando bisnis perusahaan. Dengan jabatan presiden
direktur, Teguh Jaya melanjutkan kegiatan
usaha orang tuanya yang telah membesarkan dirinya
dan lebih khusus lagi keluarga Jaya. Di bawah
manajemen Andil Jaya, penjualan meningkat
cepat, dan perusahaan tidak pernah mengalami kerugian.
Andil Jaya bangga pada
kinerja yang dicapai perusahaan khususnya
dalam pengelolaan keuangan
perusahaan.
Pada akhir tahun 1991, aktiva lancar memiliki
kelebihan
Rp 4 milyar
(termasuk investasi sekitar Rp I milyar
guna membeli a!at cetak
berwarna baru) dibimdingkan hutang lancar yang hanya
sekitar Rp 900.000.000,00 - berupa hutang
wesel. Perusahaan tidak mempunyai hutangjangka panjang. Perusahaan memiliki bangunan yang telah direnovasi
di mana Andil Jaya menganggap sebagai
"sangat istimewa untuk tujuan kami." Lokasi bangunan, dimana
semua
perusahaanya
berkumpul,
terletak
dekat
wilayah
kota bagian selatan dan memiliki fasilitas parkir yang luas. Keluarga
Jaya adalah sebagai
pemegang saham tunggal
di semua perusahaannya.
LINGKUNGAN
EKONOMI
Dalam mengomentari perkembangan lingkungan ekonomi perusahaan selama ini, Pak Jaya berpendapat bahwa secara urnurn, propinsi dan kota Solo telah
mengalarni pertumbuhan yang stabil dalam kegiatan ekonomi; seperti misalnya dalam ukuran populasi,
penjualan eceran, tenaga kerja, dan pendapatan per kapita. Walaupun demikian, berbagai indikator yang diperoleh dari berbagai
sumber itu nampaknya
masih sulit untuk dihubungkan secara langsung dampaknya
terhadap peningkatan kegiatan
bisnis pak Jaya. Untuk beberapa
tolok ukuryang dipergunakan, menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memberikankontribusi
yang cukup memuaskan.
Indikasi tentang hal ini dapat dilihat dari banyaknya order yang diterima
perusahaan yang berasal
dari berbagai kalangan, baik pemerintah maupun pihak swasta
lain. Peningkatan hubungan dengan berbagai industri jasa yang
ada ternyata juga telah membawa dampak positi:t' bagi peningkatan kesempatan kerja di daerah. bagi perusahaan Jaya sendiri, upaya untuk menggunakan atau mempekerjaan "Putra Daerah" menjadi contoh
bagi perusahaan swasta lain dalam membantu
pemerintah mengendalikan laju urbanisasi. Laju perkembangan perusaaann terasa semakin kuat setelah terbentuknya suatu "synergy" antar unit bisnis yang dimiliki. Peningkatan usaha perabot
kantor pada umumnya akan diikuti
dengan pemenuhan produk basil percetakan.
Hasil analisis lingkungan yang dilakukan oleh Pak Jaya mungkin tidak seluruhnya berlaku bagi kondisi daerah
lain di Jawa Tengah. Lebih dari itu, dari perkumpulan perdagangan kami melaporkan bahwa perabotan dan perlengkapan kantor berada pada tingkat pertumbuhan
nasional sekitar 6-8% dan diharapkan rata-rata 11% pada dekade 1990-an dalam nilai rupiah
konstan. Tentunya usaha kami terpengaruh oleh inflasi yang menyulitkan untuk beberapa tahun lalu. Pak Jaya sendir bahkan tidak tahu bewpa
tingkat perkembangan harga-harga secara umum di daerah Solo. Sebagai bahan acuan, pak Jaya hanya mengetahui tingkat inflasi nasional berkisar 6-8% untuk tahun 1986-1990, sekitar 11% tahun 1989,
dan 14% untuk tahun 1990.
Namun demikian, atas dasar pengalaman
yang dialami, tingkat inflasi yang tinggi
banyak menghambat kelancaran kegiatan usahanya. Itu sebabnya pak Jaya berharap
tingkat inflasi yang lebih rendah
dapat dicapai kembali.
ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktur organisasi perusahaan selama ini masih tetap seperti
yang dicantumkan dalam akte pembaharuan perusahaan kira-kira 10 tahun yang lahi. Hanya
saja, kini ada tambahan 3 departemen operasi (perlengkapan kantor, perabotan, dan percetakan), dan 3 departemen
lain yaitu akuntansi, penerimaan dan pengiriman, dan penjualan. Setiap perlengkapan kantor dan perabotan
mempunyai retalier, gudang,
dan operasi pembelian. Semua, kecuali penerimaan
dan pengiriman, dikepalai oleh wakil presiden
yang melaporkan langsung
kepada Bapak Jaya. Departemen
perlengkapan kantor mempunyai
unit pembelian dibandingkan dua departemen lain, sementara manajer perabotan kantor dan percetakan
bertanggungjawab langsung terhadap
kegiatan
departemen
tersebut.
Akuntansi
mencatat
semua
pembelian barang dan jasa yang dapat dikomsumsi, termasuk semua pekerjaan. Sebab akuntansi bertanggung jawab kepada
setiap orang, maka akuntansi
juga mencatat
asuransi jiwa dan kesehatan.
Bapak Jaya senatiasa memperhatikan pelaksanaan departemen akuntansi,
terutama yang berkaitan dengan sistem akuntansi
biaya. Ia menyatakan bahwa : "Kita mempunyai masalah yang sangat nyata ketika mengetahui aktivitas
di tingkat departemen. Kita tidak pemah menyadari berapa
pendapatan operasi departemen
dari bulan ke bulan. Kita
mengkomputerisasikan dua tahun yang lalu dan tidak pemah sama sejak itu. Saya menduga bahwa sistem manual sebelumnya tidak semuanya baik dan
kita menyederhanakan permasalahan yang
majemuk ketika kita menggunakan komputer".
Masalah lain adalah terlalu banyak sistem catatan dalam perusahaan, dan tidak ada yang cocok
antara satu dengan yang lain. Penjualan
secara khusus jelek pelaksanaannya. Catatan mereka
tidak
pemah
cocok
dengan
akuntansi
pada
pemberian
komisi
yang seharusnya
kepada salesman. Tidak dapat ditentukan siapa yang benar, hal ini tidak hanya memakan
waktu tetapi ada dekadensi
moral
pada
armada
penjualan.
Problem
sejenis
ada
pada peramalan penjualan. Departemen
penjualan
harus sudah
menghasilkan peramalan yang dapat diandalkan. Sebagai konsekuensi, kami telah menemukan
kesalahan yang hampir
tidak mungkin untuk menyusun anggaran
yang bermanfaat bagi setiap divisi operasi
dan perusahaan secara keseluruhan.
BAGIAN PERCETAKAN
Bertahun-tahun, perusahaan menemui kesukaran
untuk menentukan ukuran dan pertumbuhan beberapa
segmen pasar untuk produk percetakan sebab ada kekurangan data sekunder dan catatan historis
internal. Aktivitas manajemen
penjualan, menurut Teguh Jaya, tidak pemah berfungsi baik dengan respek "tidak mencapai
pasar potensial produk tambahan dan tipe pe1anggan, frekuensi penjua1an, kepuasaan konsumen,
dan produk yang menguntungkan". Ia kemudian berkata bahwa
"ketika departemen ini memgi, bagian pengembangan tahun 1990 berbeda
dengan tahun 1989 dan se1ayaknya
membah cara biaya energi dan sewa dia1okasikan". Ia mengestimasi
bahwa pembahan pada
tahun 1990 atas tahun 1989 ada1ah Rp 63.000.000,00.
(Lihat Lampiran
2 untuk penjua1an.dan keuntungan untuk setiap departemen pada tahun 1989 - 1990).
Perusahaan
mempunyai tiga sistem percetakan berbeda. Satu sistem adalah operasi berwama jenis Webb kecepatan tinggi yang berspesia1isasi di percetakan gambar,
brosur keci1 dan kupon-kupon. lni dijua1 kepada pemsahaan
barang yang besar (seperti pemsahaan
minyak), hampir semuanya ber1okasi di 1uar propinsi Jawa Tengah. Pada
tahun 1990,
penjua1an mencapai Rp 1.774.512.000,00 dengan
Lampiran 2
Penjualan dan Pendapatan Operasi Departemen, 1987 - 1990 (dalam
Rp 000.000,00)
Percetakan
|
Perlengkapan
|
Perabotan
|
||||
Jual
|
Pendpt
|
Jual
|
Pendpt
|
Jual
|
Pendpt
|
|
1987
1988
1989
1990
|
3.969
3.943
5.052
6.484
|
(369) (197) (100)
(18)
|
1.869
3.426
5.117
4.087
|
8
171
153
(198)
|
1.016
934
1.052
1.068
|
41
41
55
43
|
Estimasi profit
sebesar Rp 72.000.000,00.
Tahun-tahun
se1anjutnya penjua1an
tetap stabil. BapakJaya mengatakan bahwa pemsahaanya berada
pada keadaan tidak menguntungkan
di da1am pasar kompetisi yang tinggi sebab "tidak hanya perlengkapan kami tidak modem tetapi kami juga tidak
memberikan pe1anggan-pe1anggan kami sistem yang terintegrasi. Kemudian, kami
hanya
mendapatkan
bisnis insert tunggal. Hambatannya ada1ah biaya sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,00 untuk membangun sistem modern yang bam- dan kita hams membangun atau menyewa bangunan
bam untuk sistem bam tersebut.
Disamping itu, sekarang
ini terjadi ke1ebihan
kapasitas di da1am industri".
Perusahaan menjua1 produk
Webb mela1ui broker yang berlokasi temtama di Purwokerto,
Yogyakarta dan
Semarang. Para
broker menerima 5% dari penjua1an atas jasa mereka. Mereka cendemng menempatkan Jaya sebagai prioritas
terbawah karena kenda1a-kenda1a sistem pada pemsahaan Jaya. Bagaimanapun juga ia hams memutuskan apakah memordenisasi atau menerima situasi penjualan
menumn.
Produk a1at cetak humf masih mempakan
bagian utama dari bisnis percetakan. Pemsahaan
mengoperasikan 7 a1at press dengan berbagai ukuran dan kecepatan.
Semua a1at press tetap masih dipakai, meskipun banyak yang telah diperbarui; dan semuanya dianggap berada dalam kondisi yang bagus.
Alat-alat
press
tersebut
digunakan
untuk
berbagai
produk termasuk bentuk surat, amplop, daftar harga, tiket, formulir pendaftaran, kartu, katalog, label brosur dan lain-lain. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa,
dalam satu bulan, 121 produk berbeda (seperti
yang disebutkan diatas) dicetak- kebanyakan dalam jumlah kecil.Studi yang sama menunjukkan distribusi penjualan alat cetak dengan berbagai ukuran.
Pesanan
|
Rupiah
|
|
Kurang dari Rp 50,00
Rp 50,00 - Rp 90,00
Rp 100,00- Rp 199,00
Rp 200,00 - Rp 499,00
Rp 500,00 - Rp 999,00
Rp 1.000,00 lebih
Total
|
11%
25
26
27
7
4
100%
|
2%
6
15
32
20
25
100%
|
Dibandingkan
sejumlah pesanan kecil, Bapak Jaya berpendapat bahwa
pengoperasian letterpress nampak menguntungkan mungkin
berjumlah Rp 75.000.000,00 per tahun. Tetapi penjualan kami menurun sebab penggunaan mesin foto kopi kantor yang canggih dan pembukaan franchise
alat cetak cukup
kecil. Kami tidak yakin bahwa pembelian
perlengkapan barn akan menolong sebab jumlah alat cetak jenis mom-dan-pop meningkat, dan biayanya membuat mereka berkompetisi dengan
kami."
Warna ditampilkan ketiga
tipe alat cetak dan termasuk
alat cetak 2 dan 4 warna. Perusahaan mengoperasikan 3 alat press besar. Dalam tahun 1990, total penjualan
lebih dari Rp 3.000.000.000,00.
Dalam komentamya
mengenai penjualan alat press berwarna,
Bapak Jaya menyatakan, "kita telah bekerja
baik pada tahun ini setidaknya untuk bidang penjualan.
Dua tahun lalu, kita mempunyai pesanan yang sangat besar. Kita selalu mempunyai
masalah kelebihan kapasitas
di
bidang
warna.
Untuk
menghasilkan
uang
dengan
perlengkapan tertentu, kita
harus
sampai
pada
2
putaran
kerja.
Tahun
lalu
kita
rugi
lebih
dari
Rp
160.000.000,00 pada pencetakan berwarna.
Bapak Jaya mengestimasikan
penggunaan perlengkapan cetak berwarna sekitar 60% dibandingkan 80% untuk alat press huruf. Efesiensi cetak warna masih sekitar
70% (jumlah jam kerja tersedia
dibagi jumlah jam kerja yang dilaksanakan). Ada keterangan
yang menyatakan bahwa tidak semua karyawan
cetak berwama bekerja sesuaijam kerja. Hal ini disebabkan kekurangan karyawan trampil di bidang cetak
berwarna. Karena
mereka lebih suka bekerja di tempat lain
yang memperhatikan keselamatan kerja dan upah 1embur.
Pada tahun-tahun ini, kompetisi telah meningkat terutama
dari alat cetak dari negara
luar. Hal ini berkaitan dengan
munculnya tender kerja lokal. "Alat cetak ini secara
sederhana bertujuan menjaga
pembelian alat
press tetap berjalan,"kata
Bapak Jaya. Mereka membebankan harga lebih tinggi di lain tempat.
Keadaan demikian sangat
sukar bagi kita untuk berkompetisi, disamping itu kita tidak pernah memastikan siapa yang menawarkan. Saya mengandaikan melakukan hal yang sama di luar negara, maka kita barns merekrut penjual-penjual yang benar-benar trampil
dan digaji minimal
Rp 75.000.000,00 per tahun. Kita berusaha bekerja
melalui broker tetapi
cara tersebut tidak
pernah sukses.
Perusahaan juga
dihadapkan pada
meningkatnya kompetisi dari kompetitor terbesar
lokal yang telah
memasang sistem cetak 4 warna yang dikontrol oleh komputer dengan biaya sebesar Rp 2.000.000.000,00.
Perlengkapan ini mempunyai
2 kali kecepatan dari alat cetak Jaya dan berkualitas lebih baik. Sejak pemasangan sistem barn tersebut, Bap;:tk Jaya semakin sulit untuk mendapatkan
pekerjaan 1okal berkualitas tinggi
dalam jangka panjang.
Bapak Jaya mentargetkan pekerjaan berjangka menengah- pendek dan menekankan kemampuan
memberikan pengiriman cepat, sebab memiliki 3 alat press yang lebih fleksibel.
Dalam jangka panjang, menurut Bapak Jaya, perusahaan barns membeli alat press berwarna
yang barn, dan rencana ini dilakukan
jika ia telah menemukan
relung pasar dimana
ia mampu bersaing dengan sukses.
PERLENGKAPAN
KANTOR
Penjualan
departemen
ini
terus
meningkat dari tahun 1987
ampai 1989 dan otomatis meningkatkan kontrak lokal dan pemerintah (lihat lampiran 2). Lini perlengkapan
kantor terdiri dari 10.000 item persediaan termasuk kertas,
pen, pensil, tinta,
lem, amp1op dan perlengkapan kantor lainnya. Departemen ini juga menjual
perlengkapan pernrosesan data. Dalam tahun 1990, bisnis ini membandingkan beberapa lini produknya sebagai berikut:
Kontrak pemerintah lokal/pusat
|
56%
|
Penjualan Komersial
|
26%
|
Retail,Kas dan Behan
|
4%
|
Pesanan-pesanan melalui telepon
|
9%
|
Perlengkapan pemrosesan data
|
5%
|
100%
Catatan : Tidak ada komisi penjualan
pacta kontrak pemerintah atau penjualan retail.
Komisi dibayar pacta
semua penjualan kecuali
pesanan melaiui telepon dari pelanggan..
Diperkirakan hanya 30% total penjualan yang dapat dikomisikan.
Pada tahun
1988 dan 1989, profttabthtas departemen merupakan basil dari kontrak pemerintah melalui
pelaksanaan tender. Pada tahun 1990, perusahaan kurang
sukses dalam pelaksanaan tender
dan konsekuensinya me'nurunkan penjualan. Ditambahkan pula,
ada resiko permanen
dalam kontrak pemerintah, dan Bapak Jaya berpikir bahwa mereka mempunyai efek negatif pada bisnis komersial. Hal ini disebabkan alur pesanan yang tidak teratur menimbulkan perbedaan kuantitas
persediaan item dan sukar menghindari terjadinya persediaan yang habis dalam jumlah besar. Lebih jauh lagi, sebab pemerintah memberikan
hukuman bagi keterlambatan pengiriman, sehingga cenderung memberikan prioritas perhatian
kepada pemerintah. Ia tahu
bahwa perusahaan kehilangan penjualan komersial sebab perusahaan tidak dapat
memberikan jasa yang memadai kepadakonsumen, terutama pepediaan yang habis. Dan para kompetitor mengkhususkan diri menjual perlengkapan produk hanya kepada pasar komersial.
Persediaan
departemen tidak dikomputerisasi; dan pacta akhir tahun selalu ada perbedaan antara nilai persediaan phisik dengan buku persediaan. Pesanan-pesanan kecil memi1iki masalah-masalah yang sulit. Sebagai
contoh, 30% dari total tiket, pacta tahun 1990, bernilai kurang dari Rp 1.000,00
dan merupakan 3% dari penjua1an
(untuk se1anjutnya dapat
lihat tabel). Perusahaan mempertimbangkan pemberian biaya
jasa untuk pesanan
dibawah Rp.1.000,00 tetapi
hal ini tidak disetujui oleh armada penjualan.
Perlengkapan kantor memiliki
margin tinggi (diatas
50% pacta retail),dan karenanya sering memberi potongan.
Margin kotor Jaya, pada tahun 1990, sekitar
30% sebagai akibat rendahnya tender pemerintah dan pemberian potongan
kepada konsumen komersiaL karena pasar
perlengkapan kantor sangat kompetitif. Lebih-lebih lagi, pembeli-pembeli besar menempatkan
pembelian mereka
sebagai suatu tender
untuk jangka waktu
6 bulan atau 1 tahun. Kontrak
yang ditenderkan tidak terdaftar, tidak meyebutkan itemnya,
tetapi dalam jumlah rupiah total.
Distribusi
Tiket Pesanan Perlengkapan Kantor dengan
Ukuran
Pesanan
(% tase)
|
Penjualan
(% tase)
|
|
Kurang dari Rp 1.000,
Rp 1.000,-
- Rp 1.999
Rp 2.000,-
- Rp 2.999,-
Rp 3.000,-
- Rp 3.999,-
Rp 4.000,-
- Rp 4.999,-
Rp 5.000,-
- Rp 9.999,-
Rp I 0.000,- dan lebih
Total
|
29%
18
12
6
6
15
14
100%
|
3%
4
4
3
4
16
66
100%
|
Bapak Jaya
telah
menurunkan
penawarannya
secara
agresif
pacta bisnis komersial
karena perusahaannya tidak dapat memberikan jasa memadai bagi pelanggan.
PERLENGKAPAN
KANTOR
Penjualan departemen
perabotan kantor
secara relatif tetap stahil beberapa
tahun lalu (lihat Lampiran 2). Departemen ini mempunyai lini perabotan ka:yu dan besi serta assesori
(misaL lampu, jam, asbak, dan patung porselin). Perabotan besi menekankan kualitas dan harga
pacta
lini produk yaitu meja kerja,
kursi, meja tamu dan file. Perabotan kayu secara relatif membawa produk-produk mahal dari berbagai supplier
termasuk meja kursi eksekutif. kursi, meja tamu, sofa, meja kopi, lemari.
Dekorator
part-time
disediakan untuk konsultasi
gratis dengan pelanggan
berprospektif.
Bapak Jaya menekankan pada perabotan kayu dan
perabot kantor-kantoreksekutifuntuk sejumlah
perusahaan lokal. Manajer departemen menyatakan bahwa segmen
berkualitas tinggi menurun pada
perabotan baja. Hal
ini sebagian disebabkan adanya pertumbuhan
penjualan sistem perencanaan kantor yang menggunakan kombinasi perabotan dengan
ruangan komputer.
Segmen ini diharapkan mempunyai penjualan melebihi perabotan konvensional dan mempunyai pertumbuhan rata-rata tahunan l09c (dalam nilai rupiah konstan) untuk beberapa tahun
yang akan datang.
Salah satu kesukaran
dalam segmen sistem
ini adalah margin rendah dan keterlibatan
manufaktur yang besar yang
memberikan potongan lebih besar dari yang normal dan membiayai transportasi dan pengiriman ke pelanggan. Secara teratur, perabotan besi menjadi suatu komoditi. dan Jaya hampir
tidak menjual seluruh produknya. Kompetisi sangat seru.
Satu dari banyak masalah departemen ini adalah ukuran persediaan yang rata-rata
diatas Rp 200.000.000,00 dan perusahaan dipaksa memenuhi banyak pesanan melalui distributor distributor , yang menghasilkan margin lebih rendah. Untuk masa
depan. Bapak Jaya tetap menekankan
perabotan kantor berkualitas tinggi tetapi ada tambahan
harga yang lebih rendah dan
lini logam. Ia berharap bahwa penambahan ini akan mampu melakukan penawaran pada pekerjaan skala menengah. Ia
merencanakan untuk menyusun sistem informasi pasar yang akan mengidentifikasi semua konstruksi baru dan menugaskan manajer departemen secara teratur berhubungan dengan perusahaan konstruksi terbaik di negaranya
( 70% dari penjualan
perabotan dapat dikomisikan). Keadaan ini diharapkan meningkatkan penjualan departemennya sebesar 10% per tahun
dan
memberikan peningkatan keuntungan yang
sangat besar.
DEPARTEMEN PENJUALAN
Departemen
penjualan memiliki seorang manajer
penjualan. seorang
asisten
manajer, seorang ahli statistik penjualan. dua orang sekretaris, dua orang salesmn intern. 6 orang salesman nasional 11 orang salesman
kota dan seorang
spesialis
penjualan
perlengkapan pemrosesan data. Semua
salesman
ekstern
diberi
komisi dan tambahan gaji serta dibiayai semua pengeluaran transportasinya. Perusahaan juga mempunyai sejumlah
karyawan
toko yang
menjual perabotan dan perlengkapan kantor.
Tiga dari
II
salesman
kota mengkhususkan pada pencetakan berwarna dan mencakup seluruh kota serta mendapat komisi I Oo/c. Mereka juga menjual beberapa
alat cetak huruf.
meskipun tidak se-agresifmenjual alat cetak berwarna. Tanpa kecuali, mereka tidak menjual
produk Jaya
yang lain. meskipun mereka seringkali hermanfaat dalam
sebagai
'' pembuka
pintu" bagi
salesman lain. Mereka terlalu puas dengan memperoleh hasil yang sama tiap tahun. Mereka tidak
menunjukkan inisiatif mencari pelanggan baru, kecuali jika
didorong.
Enam orang
salesman
nasional
mencakup
seluruh
propinsi
kecuali
untuk area Metro
dimana Jaya berlokasi. Kebanyakan dari mereka telah lama bekerja, tiga diantaranya sudah
bekeija 20tahun.Merekamempunyai wilayah tentorial pemasaran yang tetap dan mengadakan peijalanan setiap dua bulan sekali. Penjualan
mereka ditujukan kepada pemerintah pusat dan daerah
serta pelanggan komersial
baik skala besar maupun skala kecil dalam industri. Mereka cenderung
mengkhususkan penjualan jenis pencetakan
huruf,
alat
tulis-menulis,
map/ penjilid yang mahal, dan perabotan.Mereka sangat sedikit menjual perlengkapan kantor. Komisinya adalah
12% untuk pencetakan dan 10% untuk
yang lain. Pada tahun-tahun ini penjualan mereka menurun dengan
total Rp 715.000.000,00
dimana 15%-nya adalah penjualan perabotan,
18%-nya penjualan perlengkapan produk
(terutama pada map/penjilid), dan 67%-nya penjualan
alat cetak (terutama pada alat press huruf). Bapak Jaya menyadari
bahwa penjualan nasional
akan terus menurun
karena kompetisi lokal,
komputerisasi pada negara tertentu,
dan catatan-catatan lokal, dan kecenderungan terhadap kontrak
pemerintah diberbagai hal yang bersifat politik.
Bapak Jaya ragu-ragu
apakah bisnis nasional
sangat menguntungkan, tetapi
ia merencanakan tidak mengubah model jasa armada penjualan.
Armada penjualan kota terdiri dari 7 laki-laki
(seorang mengkhususkan perlengkapan pemrosesan data) dan 2 wanita yang menjual semua produk perusahaan. Komisi mereka sama dengan yang dibayarkan kepada
armada penjualan kota. Mereka menerima
komisi terlalu rendahjika penjualan di bawah target. Satu orang pria dan satu orang wanita adalah pegawai baru dan mereka mendapatkan
jaminan
bulanan
sampai
komisi
mereka
sama
dengan perjanjian mereka. Semua salesman
bekerja atas dasar penugasan, dan tidak memperhatikan
lokasi. Dalam tahun-tahun sekarang ini, armada penjualan kota mengalami turnover
kerja yang tinggi dan hasilnya
pelanggan-pelanggan besar
berpindah ke orang-orang yang masih bertahan. Tiga orang salesman
memiliki 50% lebih dari penjualan. Manajer penjualan dalam situasi demikian
memberikan komentamya, "Suatu saat kita harus meyerahkan beberapa pelanggan besar
kita kepada orang
lain - sebaliknya, ada kesempatan kecil bagi salesman termuda kita untuk menerima
penyerahan itu. Orang-orang top kita menghabiskan banyak waktu mereka melayani pelanggan-pelanggan yang terbatas jumlahnya. Mereka telah melupakan apa yang dijual. Tetapi sekarang mereka
tabu
bahwa
pelanggan-pelanggan mereka, dan saya membenci
untuk berpikir meninggalkan mereka dan mengambil
mereka dengan para salesman kita."
8. PENETAPAN HARGA PRODUK
8.1 Pengertian dan Fungsi
Harga
Berikut ini beberapa pengertian tentang Harga
:
-
Harga (price) merupakan nilai tukar atas
produk atau jasa.
-
Harga adalah jumlah nilai yang dipertukarkan
para konsumen untuk mencapai manfaat penggunaan produk atau jasa, misalnya:
·
Harga mobil, rumah, komputer, tas
·
Harga tiket pesawat, kereta api, bus
·
Harga sewa rumah, sewa mobil
·
Harga tenaga kerja
Apabila usahawan mampu menetapkan harga
dengan tepat maka:
·
Volume penjualan meningkat
·
Citra produk dan perusahaan membaik
·
Posisi pasar menguntungkan
·
Hubungan masyarakat bertambah baik
·
Makin sedikit intervensi pemerintah
-
Harga berkorelasi dengan produk dan kualitas
-
Persepsi-persepsi konsumen tentang kualitas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
·
Reputasi toko yang menjualnya
·
Pengiklanan
·
Variabel lain
8.2. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Penetapan
harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran.
Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi
sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen. Berbicara harga berarti bicara tentang citra kualitas dan
seberapa tinggi ekslusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh
terhadap persepsi kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah
merek atau produk. Dalam persepsi konsumen sering berlaku logika bahwa harga
yang mahal berarti kualitas bagus dan harga yang murah berarti kualitasnya
kurang. Pada tingkat
tertentu menetapkan harga berarti juga berbicara mengenai ekslusifitas.
Walaupun harus mempertimbangkan berbagai faktor lain terkait, secara kasar
dapat dikatakan bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan secara relatif
terhadap kompetitor, makin eksklusif pula konsumen sasarannya. Seolah seperti
piramida. Makin ke puncak makin kecil, makin tinggi harga yang ditetapkan makin
sedikit konsumen yang disasar.
Penetapan
harga juga berbicara mengenai variasi produk. Jika produknya bervariasi tetapi
ditetapkan dengan harga yang sama maka persepsi yang muncul adalah kesamaan
kualitas sebagai cerminan variasi produk secara horisontal. Juga dapat dipakai
untuk menjelaskan variasi produk secara vertikal dengan kualitas yang
bertingkat. Misalnya, pada maskapai penerbangan terdapat pembedaan layanan
kualitas layanan untuk kelas ekonomi, bisnis, dan first class dengan tingkat
harga yang berbeda.
Dengan
fungsinya yang amat luas ini, perlu pendekatan harga yang bersifat strategis
yang tertuang dalam konsep power pricing. Power pricing pada intinya adalah
bagaimana mengelola harga sebagai suatu elemen strategis dalam mendukung
strategic positioning yang telah dirumuskan, dan tentunya dapat mendukung pula
tujuan bisnis secara keseluruhan.
Pengelolaan harga ini tentu tak lepas dari pricing objectives yang cukup
beragam, mulai sebagai sarana pertumbuhan untuk menggapai profit, memperoleh
revenue, image shifting, dan memantapkan produk baru. Penentuan pricing objective ini berada dalam
kerangka strategis yang lebih luas, corporate strategy maupun marketing
strategy.
Dalam menetapkan harga, produsen dapat
menetapkan dengan beberapa alternatif
seperti di bawah ini (Zeithaml& Bitner, 1996):
a.
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing).
Suatu
strategi penetapan harga yang paling tua, dimana harga ditentukan berdasarkan
jumlah biaya per satuan produk yang keluar ditambah dengan keuntungan yang
diharapkan. Beberapa metode penetapan harga dengan pendekatan biaya:
Ø Penetapan Harga
Biaya Plus (Cost Push Pricing Method)
Dengan metode ini, harga jual per unit
ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah
tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut
margin).
Ø Penetapan Harga
Mark-Up
Yaitu dimana para pedagang membeli
barang-barang dagangannya untuk dijual kembali dan harga jualnya dengan menambahkan mark-up
tertentu terhadap harga beli.
Ø Penetapan harga
Break–Even
Yaitu penetapan harga yang didasarkan pada
permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Perusahaan dikatakan
break-even apabila penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya, dengan
anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu.
b.
Penetapan harga berdasarkan harga competitor.
Penetapan
harga dilakukan dengan menggunakan harga competitor sebagai referensi, dimana
dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar
oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan
biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa
digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan
harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
c.
Pendekatan harga berdasarkan permintaan (demand-based pricing).
Proses
penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value yang diterima
(price value ), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui
value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM)
merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini
konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga
murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan
kualitas yang diterima.
.3. Kebijaksanaan
dan Metode Penetapan Harga
Terdapat 6 (enam) kebijaksanaan penentuan
harga, yaitu:
1. Penentuan harga produk baru (New Product
Pricing)
·
Price Skimming
·
Penetration Pricing
2. Potongan harga (Price Discounts)
·
Quantity Discounts
·
Seasional Discounts
·
Cash Discounts
3. Price Lining
4. Transer Pricing
5. Pricing in Times of Uncertaint
6. Geograpic Price Considerations:
·
Penetapan harga FOB (Free On Board)
·
Uniform-Delivered Pricing
·
Freight-Absarption Pricing
BAB 9 SALURAN DISTRIBUSI
9.1.
Sifat Saluran Distribusi Pemasaran
Banyak produsen menggunakan perantara untuk
membawa produknya ke pasar. Mereka berusaha keras untuk membangun Saluran Distribusi
yaitu perangkat organisasi saling tergantung yang terlibat dalam proses
menyediakan produk atau jasa agar digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen dan
pengguna industri.
Mengapa Perantara
Pemasaran Digunakan? Mengapa produsen-produsen memberikan beberapa pekerjaan
penjualan kepada para perantara? Bukankah demikian berarti menyerahkan kendali
bagaimana dan kepada siapa produk akan dijual. Penggunaan perantara merupakan
hasil dari efisiensi yang lebih besar dalam menyediakan produk ke pasar sasaran.
Melalui kontrak, pengalaman, spesialisasi dan skala operasi mereka, perantara
biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih dari apa yang dapat dicapai sendiri
oleh perusahaan.
Dari pandangan system ekonomi, peran perantara pemasaran adalah mengubah pengelompokan produk yang dibuat oleh produsen menjadi pengelompokan yang diinginkan konsumen. Produsen hanya membuat bebepara jenis produk dalam kuantitas besar. Dalam saluran distribusi, perantara membeli barang dalam kuantitas yang besar dari banyak produsen dan membagi mereka kedalam kuasntitas lebih kecil dan memperluas berbagai keinginan konsumen. Jadi, perantara memainkan peran yang penting dalam menyelesaikan penawaran dan permintaan.
Dari pandangan system ekonomi, peran perantara pemasaran adalah mengubah pengelompokan produk yang dibuat oleh produsen menjadi pengelompokan yang diinginkan konsumen. Produsen hanya membuat bebepara jenis produk dalam kuantitas besar. Dalam saluran distribusi, perantara membeli barang dalam kuantitas yang besar dari banyak produsen dan membagi mereka kedalam kuasntitas lebih kecil dan memperluas berbagai keinginan konsumen. Jadi, perantara memainkan peran yang penting dalam menyelesaikan penawaran dan permintaan.
Fungsi-Fungsi Saluran Distribusi
Pergerakan saluran distribusi barang dan jasa
yaitu dari produsen ke konsumen. Hal ini mengatasi tempat, waktu dan celah
kepemilikan utama barang dan jasa yang terpisah dari yang akan menggunakannya.
Anggota saluran pemasaran melaksanakan banyak fungsi-fungsi. Ada yang membantu
untuk menyelesaikan transaksi-transaksi yaitu:
1. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran serta informasi intelejen tentang factor-faktor dan kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
2. Promosi : mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif tentang suatu penawaran.
3.
Penyesuaian : Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli,
meliputi aktifitas seperti pembuatan, pemilahan, perakitan, dan pengemasan.
4. Negosiasi : Mencapai persetujuan pada harga dan persyaratan lain dari tawaran, jadi kepemilikan dapat dipindahkan.
4. Negosiasi : Mencapai persetujuan pada harga dan persyaratan lain dari tawaran, jadi kepemilikan dapat dipindahkan.
5. Kontak :
Menemukan dan berkomunikasi dengan calon pembeli
Saluran distribusi lain untuk membantu melengkapi transaksi-transaksi:
Saluran distribusi lain untuk membantu melengkapi transaksi-transaksi:
• Distribusi
Fisik : Memindahkan dan menyimpan barang-barang
• Dukungan : Membeli dan menggunakan dana untuk menutupi
biaya-biaya dari saluran pekerjaan
• Mengambil Risiko : menanggung resiko melaksanakan
pekerjaan di saluran distribusi.
9.2. Organisasi Saluran Distribusi
Saluran distribusi dapat di diskripsikan oleh
jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat Saluran adalah setiap tingkatan
perantara pemasaran yang dilakukan semacam tugas dalam membawa produk dan
pemiliknya dekat dengan pembeli akhir. Berikut ini pembagiannya:
a. Saluran 1, disebut Saluran Pemasaran
Langsung yaitu sebuah saluran pemasaran yang tidak memiliki tingkat perantara. Jadi, barang disampaikan
dari pabrik langsung ke konsumen. Misalnya Tupperware menjual produknya dari
rumah kerumah.
b. Saluran 2, disebut Saluran Pemasaran Tidak
langsung yaitu saluran yang trerdiri dari satu tingkat perantara atau lebih
Dalam pasar konsumen, tingkat ini biasanya adalah pedagang pengecer. Misalnya,
pabrik televisi, kamera,ban, mebel dsb.
c. Saluran 3, terdiri dari 2 tingkat
perantara yaitu seorang tengkulak (pedagang besar) dan pengecer. Saluran ini digunakan
oleh pabrik kecil penghasil makanan, obat, dan aneka produk.
d. Saluran 4, terdiri
dari 3 tingkat perantara. Dalam industri daging kemasan, misalnya jobber
biasanaya muncul diantara pedagang besar dan pedagang eceran. Jobber membeli
dari pedagang besar dan menjual pada pedagang eceran yang lebih kecil yang
biasanya tidak dilayani oleh pedagang besar.
9.3. Strategi dan Keputusan
Rancangan Saluran Distribusi
Sistem saluran sering
kali berubah perlahan-lahan agar sesuai dengan peluang dan kondisi tempat.
Untuk memaksimumkan keefektifan, analisis saluran distribusi dan pengambilan
keputusan harus dengan tujuan tertentu. Merancang sistem saluran memerlukan analisis
kebutuhan konsumen dan pelayanan, menetapkan sasaran dan hambatan saluran,
mengidentifikasi alternatif saluran utama, den mengevaluasinya.
Saluran pemasaran dapat dipikirkan sebagai
sistem penyerahan nilai kepada pelanggan yang mana setiap anggota saluran
menambah nilai untuk pelanggan. Juga mendisain saluran distribusi dimulai dengan menemukan nilai konsumen
dalam berbagai keinginan segmen target dari saluran. Penyampaian jasa mungkin
termasuk hal seperti demonstrasi produk sebelum menjualnya.
9.4. Distribusi Fisik dan Ogistik
Perusahaan harus memutuskan cara terbaik
untuk menyimpan, menangani, serta memindahkan produk dan jasanya sehingga
tersedia bagi pelanggan dalam keragaman yang tepat, pada waktu yang tepat, di
tempat yang tepat. Efektifitas logistik akan berdampak besar pada kepuasan
pelanggan dan biaya perusahaan. Sistem distribusi yang jelek dapat
menghancurkan usaha pemasaran yang sebenarnya baik. Membahas sifat dan
kepentingan logistik pemasaran, sasaran system logistik, fungsi utama logistik,
dan kebutuhan untuk manajemen logistik terpadu.
Sifat dan
Kepentingan Logistik Pemasaran
Distribusi fisik atau Logistik pemasaran
adalah tugas yang mencakup perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian
arus material, barang jadi dan informasi yang berkaitan secara fisik dari
tempat asalnya ketempat konsumen untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan
menghasilkan laba.
Sasaran
Sistem Logistik
Titik awal merancang sistem logistic adalah
untuk mempelajari pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Pelanggan mungkin
menginginkan beberapa pelayanan distribusi dari pemasok : pemrosesan pesanan
yang cepat dan efisien, penyerahan barang yang cepat dan fleksibel, mengatur
dan member lebel barang dagangan, informasi untuk melacak pesanan dan kesediaan
untuk mengambil kembali atau menggambil barang yang rusak.
Fungsi Utama
Logistik
Fungsi utama logisrik termasuk pemrosesan
pesanan, pergudangan, manajemen sediaan, dan transportasi.
Pemrosesan
Pesanan
Pesanan dapat disampaikan dengan berbagai
cara, lewat pos atau telpon, lewat wiraniaga atau via komputer dan pertukaran
data elektronik. Setelah diterima, pesanan harus diproses dengan cepat dan
tepat
Pergudangan
Fungsi gudang diperlukan karena siklus
produksi dan konsumsi jarang seiring. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak
gudang dan jenis apa yang dibutuhkannya dan di mana letaknya. Perusahaan
mungkin menggunakan gudang penyimpanan atau pusat distribusi. Gudang
penyimpanan menyimpan barang untuk jangka menengahdan jangka panjang. Pusat
distribusi dadalah gudang besar dan otomatis yang dirancang untuk meneriama
barang dari berbagai pabrik dan pemasok, menerima pesanan, memenuhinya dengan
efisien, dan menyimpan barang kepada pelanggan secepat mungkin.
Sediaan
Tingkat sediaan juga mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Masalah utama adalah mempertahankan keseimbangan yang sulit antara
sediaan terlalu banyak dan terlalu sedikit. Menyimpan sediaan terlalu banyak
menyebabkan biaya sediaan yang lebih tinggi. Menyimpan sediaan terlalu sedikit
mengakitkan kehabisan sediaan, biaya pengiriman atau produksi mendadak yang
tinggi dan ketidakpuasan pelanggan. Keputusan sediaan menyangkut hal mengetahui
kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus dipesan.
Transportasi
Pemilihan transportasi mempengaruhi harga
produk, kinerja penyerahan dan kondisi barang ketika tiba, semuanya akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Ketika mengirim barang ke gudang, agen dan
pelanggannya, perusahaan dapat memilih liam macam alat transportasi yaitu :
rel, air, truk, pipa, dan udara.
10. KOMUNIKASI PEMASARAN
10.1 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Berkomunikasi efektif
berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama
tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama
mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi
Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya
pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan
hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
10.2 Bauran Promosi
Bauran Promosi merupakan
salah satu strategi pemasaran yang efektif dari bauran pemasaran. Untuk
memasarkan suatu produk seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi
yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi
yang ada dan di rancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah
kepada keuntungan perusahaan.
10.3 Periklanan
Tujuan periklanan
umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah suatu komunikasi massa
dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan
sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi
pengiklan. Sangat penting untuk memahami periklanan sebagai komunikasi massa
yang merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas di bidang pemasaran. Tujuan
pemasaran bukanlah suatu yang bertentangan dengan tujuan periklanan. Tujuan
periklanan merupakan suatu tugas komunikasi yang harusmenunjang tujuan
pemasaran, tetapi secara nyata kegiatannya berbeda sama sekali. Jadi, sekali
lagi, tujuan periklanan bukanlah semata-mata komunikasi.
10.4 Promosi Penjualan
Promosi Penjualan adalah sales promotion
yatu semua cara yang digunakan oleh agen pemasaran untuk menginformasikan, membujuk atau
mempengaruhi pengguna akhir produk, tidak termasuk iklan, penjualan pribadi,
dan publisitas; promosi penjualan merupakan alat bantu penjualan, termasuk
pameran, bonus, kupon dan hadiah.
10.5 Publisitas dan Humas
Salah satu alat promosi missal adalah
hubungan masyarakat (public relation). Hubungan masyarakat yaitu memupuk
hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan dengan
mendapatkan publisitas yang menguntungkan, memupuk “citra perusahaan” yang
baik, dan menangani atau meredam desas-desus, cerita atau peristiwa yang
merugikan. Alat utama hubungan masyarakat adalah dengan wartawan, publisitas produk,
komunikasi korporasi, melobi dan konseling.
Nama lama dari hubungan
masyarakat adalah publisitas (publicity) yaitun aktivitas untuk mempromosikan
perusahaan atau produknya dengan memuat berita mengenai subyek itu tanpa
dibayar oleh sponsor. Departemen hubungan masyarakat dapat melakukan salah satu
atau semua fungsi berikut ini:
a. Hubungan pers atau aktivitas pers: menciptakan dan menempatkan informasi bernilai berita dalam media untuk menarik perhatian terhadap orang, produk, atau jasa.
b. Publisitas produk: mempublikasikan produk tertentu.
c. Kegiatan masyarakat: memupuk dan mempertahankan hubungan komunitas nasional atau lokal.
d. Melobi: membangun dan mempertahankan hubungan dengan anggota legeslatif atau prjabat pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan undang-undang.
e. Hubungan investor: mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan lain-lain dalam komunitas keuangan.
f. Pengembangan: hubungan masyarakat dengan donor atau anggota organisasi nirlaba untuk memperoleh dukungan financial dan sukarela.
Hubungan masyarakat
digunakan untuk mempromosikan produk, tempat, orang, gagasan, aktivitas,
organisasi dan bahkan bangsa. Asosiasi dagang menggunakan hubungan masyarakat
untuk meningkatkan lagi minat akan komoditi yang sudah menurun seperti telur,
apel, susu, dan kentang, Citra New York City berubah ketika kampanye “I Love
New York” sedah bergaung, menarik lebih banyak wisatawan mengunjungi kota itu.
Penggunaan hubungan masyarakat yang tepat oleh Johnson & Johnson memegang
pesan penting dalam menyelamatkan Tylenol dari kepunahan setelah rasa takut
yang melanda produk itu. Negara-negara menggunakan hubungan masyarakat untuk
menarik lebih banyak wisatawan, investasi asing, dan dukungan internasional.
Hubungan masyarakat
dapat membawa dampak yang dasyat terhadap kesadaran publik dengan biaya yang
jauh lebih murah ketimbang iklan. Perusahaan tidak membayar ruang atau waktu
dalam media. Sebaliknya, perusahaan membayar staf untuk mengembangkan dan
menyiarkan informasi dan mengelola kegiatan. Bila perusahaan menenembangkan
cerita yang menarik, cerita itu dapat diambil oleh beberapa media lain, yang
mempunyai pengaruh sama dengan iklan, yang biasanya dapat mencapai jutaan
dolar. Dan cerita itu mempuyai kredibilitas lebih besar ketimbang iklan.
11. MANAJEMEN PENJUALAN DAN PERSONAL SELING
11.1. Peran Penjualan
Tidak gampang memerankan
diri sebagai seorang penjual. Seorang penjual membutuhkan kemampuan khusus
dalam hal berkomunikasi dan
bernegosiasi kepada para calon pembeli. Salah satu peran yang bisa diambil oleh penjual adalah
peran sebagai konsultan. Kemampuan sebagai konsultan mengacu pada kemampuan
penjual untuk "masuk" ke dalam kepala pelanggan, melihat sesuatu dari
perspektif mereka, dan menyesuaikan teknik penjualan dengan gaya pelanggan.
Penjual yang berperan sebagai konsultan harus
bisa memberikan solusi kepada pelanggan dalam lima tahapan, yakni recognition
of needs, evaluation of options, resolution of concerns, purchase, dan
implementation.
11.2. Membangun Armada
Penjualan
Perusahaan perlu berpikir secara mendalam
tentang masalah, perancangan armada penjualan, yaitu pengembangan tujuan,
strategi, struktur, ukuran, dan kompensasi armada penjualan.
a. Tujuan dan Strategi
Armada Penjualan
Wiraniaga memiliki satu atau beberapa tugas sbb :
- Mencari calon pembeli
- Menetapkan sasaran
- Berkomunikasi
- Menjual
- Melayani
- Mengumpulkan informasi
- Mengalokasikan
Perusahaan
harus menyebarkan wiraniaga mereka secara strategis sehingga mereka mengunjungi
pelanggan yang tepat pada saat yang
tepat dan dengan cara yang tepat pula. Perwakilan penjualan bekerja sama dengan
pelanggan dalam beberapa cara :
- Perwakilan penjualan dengan pembeli
- Perwakilan penjualan dengan kelompok pembeli
- Tim penjualan dengan kelompok pembeli
- Penjualan konferensi
- Penjualan seminar
Setelah
perusahaan memutuskan pendekatan penjualan yang diinginkan, ia dapat menggunakan
wiraniaga langsung atau berdasarkan kontrak. Armada penjualan langsung
(perusahaan) terdiri atas karyawan penuh atau paruh waktu yang hanya bekerja
bagi perusahaan bersangkutan. Armada penjualan berdasarkan kontrak meliputi
wakil produsen manufaktur, agen penjualan, dan / atau pialang, yang menerima komisi berdasarkan
besarnya penjualan.
11.3. Wiraniaga dan
Personal Seling
Wiraniaga atau penjual
adalah personal yang langsung menjual produk kpada konsumen, penjual yang
sukses biasanya diukur dari jumlah produk yang mampu dijual dan mampu membujuk
individu untuk melakukan pembelian.
Personal Selling atau
Penjualan Pribadi merupakan interaksi langsung dengan satu calon pembeli
atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima
pesanan.
Penjualan personal
adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahap proses pembeliar lebih lanjut,
terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
Penjualan personal, memiliki tiga ciri khusus:
- Konfrontasi personal: Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat.
- Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungar mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik.
- Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
12. KEPUASAN PELANGGAN
12.1. Nilai bagi Pelanggan
Nilai didefinisikan sebagai berikut : “the
consumer's overall assessment of the utility of a product based on perceptions
of what is received and what is given ” (Zeithaml 1988). Nilai terhadap
suatu produk merupakan penafsiran konsumen terhadap produk tersebut. Secara
formal konsep nilai adalah hubungan antara manfaat yang dirasakan oleh konsumen
dengan biaya untuk mendapatkan manfaat tersebut ( dalam Yohanes Suhari,et.all ,
2012:47). Menurut Yohanes, et.all , (2012:47) menyebutkan bahwa nilai sering
disajikan dengan persamaan sebagai berikut : Nilai = Manfaat / Biaya.
12.1. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Pengertian secara umum mengenai kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen merupakan hasil dari adanya perbedaan –perbedaan antara harapan
konsumen dengan kinerja yang dirasakan oleh
konsumen tersebut.Dari beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti
dan didefinisikan oleh para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli
terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan
dengan harapan konsumen.
Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada
persepsi dan harapan konsumen itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi dan harapan konsumen ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa
adalah kebutuhan dan keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat
melakukan pembelian suatu barang atau jasa, pengalaman masa lalu ketika
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta pengalaman teman-teman yang telah
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dan periklanan.
Didalam lingkungan yang
kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan kepuasan konsumen adalah apakah
konsumen tersebut akan membeli kembali dan menggunakan produk tersebut diwaktu
yang akan datang. Adapun beberapa pengertian kepuasan konsumen menurut para
peneliti adalah sebagai berikut :
Menurut kotler[1], Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Jadi, kepuasan merupakan
fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada
dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat
puas atau senang.Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah memberikan
nilai pelanggan yang tinggi.
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan
pelanggan yang loyal adalah tidak proporsional, contohnya adalah kepuasan
pelanggan yang diranking dengan skala 1-5, yaitu :
1. Kepuasan pelanggan pada tingkat sangat rendah (tingkat
1), kemungkinan besar pelanggan akan berpindah meninggalkan perusahaan dan
menjelek-jelekkannya.
2. Kepuasan pelanggan pada
tingkat 2 sampai dengan tingkat 4, pelanggan merasa agak puas,tetapi masih
mungkin untuk berpindah ketika suatu penawaran lebih baik muncul.
3. Kepuasan pelanggan pada tingkat 5, pelanggan
sangat mungkin membeli kembali dan bahkan menyebarluaskan kabar baik tentang
perusahaan.Kesenangan atau kepuasan yang tinggi menciptakan suatu ikatan
emosional dengan merek atau perusahaan tersebut dan tidak hanya terpaku pada
pilihan yang masuk akal saja.
Sedangkan kepuasan
menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen adalah
sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja
produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas
atau amat gembira.
Menurut Zeithaml dan Bitner
(2000:75) definisi kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengenai
pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau
keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan
tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi
konsumen.
Kepuasan
konsumen dapat diciptakan melalui kualitas,pelayanan dan nilai.
1.
Kualitas-kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong
konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka
panjang, ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan
kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas
konsumen kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.
2.
Pelayanan konsumen-Pelayanan
konsumen tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengenai
suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan mereka, namun lebih dari pemecahan
yang timbul setelah pembelian.
3.
Menurut Kotler (2000:34) definisi
nilai pelanggan adalah :Nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah
nilai pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan.Jumlah nilai pelanggan adalah
sekelompok manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan
adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan, menggunakan
dan membuang produk atau jasa.
Karena
kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi pelanggan,
maka sebagai pemasok produk perlu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Zeithaml et.all[3] terdapat empat faktor yang mempengaruhi persepsi dan
ekspektasi pelanggan,yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang didengar
pelanggan dari pelanggan lainnya (word of mounth communication).Dimana
hal ini merupakan faktor potensial yang menentukan ekspektasi pelanggan.Sebagai
contoh, seorang pelanggan memiliki perusahaan yang di harapkan dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas tinggi berdasarkan rekomendasi teman-teman atau
tetangganya.
2. Ekspektasi pelanggan sangat bergantung
dari karakteristik individu dimana kebutuhan pribadi (personnel needs).
3. Pengalaman masa lalu (past
experience) dalam menggunakan pelayanan dapat juga mempengaruhi tingkat
ekspetasi pelanggan.
4. Komunikasi dengan pihak eksternal (external
communication) dari pemberi layanan memainkan peranan kunci dalam membentuk
ekspektasi pelanggan.Berdasarkan External communication,perusahan
pemberi layanan dapat memberikan pesan-pesan secara langsung maupun tidak
langsung kepada pelanggannya.Sebagai contoh dari pengaruh adanya external
communication adalah harga di mana biaya pelayanan sangat berperan penting
dalam membentuk ekspektasi pelanggan.
Dengan
demikian, kemungkinan antara ekspektasi pelanggan dan kualitas pelayanan (jasa)
yang di terimanya, adalah seperti gambar 1 :
1.
Pelanggan menjadi senang jika kualitas pelayanan yang diterima lebih baik dari
perkiraannya.
2.
Pelanggan menjadi biasa saja jika kualitas pelayanan yang terima sama dengan
perkiraannya.
3.
Pelanggan menjadi kecewa jika kualitas pelayanan yang diterima lebih jelek dari
perkiraannya.
Kepuasan pelanggan menurut Guiltinan[4] yaitu ”
A buyer’s degree of satisfaction with product is the consequence of the
comparison a buyer makes between the level of the benefits perceived to have
been received after consuming or using a product and the level of the benefits
expected prior purchase “ . Artinya bahwa kepuasan pelanggan merupakan
konsekuensi dari perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan yang membandingkan
antara tingkatan dari manfaat yang dirasakan terhadap manfaat yang diharapkan
oleh pelanggan. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan menurut Guiltanan[5] perusahaan harus mampu
menawarkan kualitas dari suatu produk dan juga pelayanannya.
Sedangkan menurut Pasuraman, Zeithaml, dan Berry[6] , mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis pelayanan yang
didapatkannya . Lovelock[7] menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan
emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,
kejengkelan, kegembiraan atau kesenangan. Tidak mengherankan bahwa
perusahaan telah menjadi terobsesi dengan kepuasan pelanggan, mengingat
hubungannya yang langsung dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan
keuntungan. Schiffman dan Kanuk[8] menandaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang
dibandingkan dengan harapannya.
Kotler seperti yang dikutip Rangkuti[9], menjelaskan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkannya.
Jadi dari definisi-definisi diatas artinya adalah jika perasaan seseorang
tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapannya maka seseorang tersebut dapat
dikatakan puas.
Zeithaml dan Bitner[10] mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas
dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga di pengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Sebagaimana terlihat pada gambar 2 kepuasan pelanggan di
pengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan (jasa)
, kualitas produk, harga
dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi dari pelanggan. Kualitas pelayanan
(jasa) merupakan fokus penilaian yang merefleksikan persepsi pelanggan terhadap
lima dimensi spesifik dari pelayanan(jasa). Kepuasan lebih inklusif , yaitu
kepuasan di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan (jasa) ,
kualitas produk ,harga, faktor situasi dan faktor pribadi.
Konsep kepuasan pelanggan dari zeithaml dan Bitner ini di gunakan dalam
penelitian karena dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan mewakili
objek penelitian. Lovelock[11],
menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca pembelian
mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,kejengkelan, netralitas,
kegembiraan atau kesenangan.Tidak mengherankan bahwa perusahaan
telah menjadi terosebsi dengan kepuasan pelanggan, mengingat hubungannya yang
langsung dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan. Schisffman
dan Kanuk[12]
menandaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap
kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan
diharapkannya. Jadi dari definisi – definisi diatas artinya adalah jika perasaan
seseorang tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapannya maka seseorang
tersebut dapat dikatakan puas.
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara efektif[13],yaitu
:
1.
Warranty costs. Beberapa perusahaan dalam menangani warranty costs produk/jasa
mereka dilakukan melalui persentase penjualan. Kegagalan perusahaan dalam
memberi kepuasan kepada pelanggan biasanya karena perusahaan tidak memberi
jaminan terhadap produk yang mereka jual kepada pelanggan.
2. Penanganan
terhadap komplain dari pelanggan. Secara statistic hal ini penting untuk
diperhatikan, namun seringkali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya.
Bila komplain/klaim dari pelanggan tidak secepatnya diatasi, maka customer
defections tidak dapat dicegah.
3.
Market Share. Merupakan hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja
perusahaan. Jika market share diukur, maka yang diukur adalah kuantitas, bukan
kualitas dari pelayanan perusahaan.
4.
Costs of poor quality. Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk
defecting customer dapat diperkirakan.
5.
Industry reports. Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang
disampaikan oleh J.D Power dalam Bhote, yakni report yang fairest, most
accurate, dan most eagerly yang dibuat oleh perusahaan.
Guiltinan[14]
mengemukakan bahwa salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan ini adalah dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan, seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.
Sedangkan
Lovelock[15]
mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan pelanggan yang
lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan
pelanggan yang baik daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru
untuk menggantikan pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan
cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan dan
berbicara bagi suatu perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk menarik
pelanggan baru seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini mengenai manfaat
dari kepuasan pelanggan.
13. KEUNGGULAN PERSAINGAN DAN
PASAR GLOBAL
13.1. Analisis
Persaingan
Persaingan adalah usaha
mengidentifikasi ancaman, kesempatan atau permasalahan strategis (strategy
question) yang terjadi akibat perubahan persaingan potensial, serta kekuatan
dan kelemahan pesaing. Analisa berguna untuk mendasari keputusan tentang produk
yang dipasarkan agar kemudian diperoleh laba yang optimal.
Analisa persaingan dimulai dengan
pesaing umum dan selanjutnya pesaing potensial. Ada dua cara untuk
mengidentifikasi pesaing umum. Yang pertama menguji perspekstif pelanggan
dalam membuat pilihan diantara para pesaing. Tipe kedua adalah
identifikasi dengan pendekatan yang berusaha menempatkan para pesaing kedalam
kelompok-kelompok strategi dari dasar strategi persaingannya. Setelah para
pesaing diidentifikasi, fokusnya adalah berusaha memahami mereka
dan strateginya. Dari uraian tersebut dapat ditarik
analisa dari kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pesaing atau kelompok strategi
dari pesaing
Menurut Porter, hakikat
persaingan suatu industry dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan:
1.
Persaingan antar perusahaan sejenis
2.
Kemungkinan masuknya pesaing baru
3.
Potensi pengembangan produk substitusi
4.
Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
5.
Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen
13.2.
Peluang Tantangan Ancaman dan Hambatan
Hambatan-hambatan
terhadap masuknya pesaing baru berupa :
a. Pentingnya
memperoleh skala ekonomi denga cepat
b. Pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus
c. Kurangnya pengalaman
d. Kuatnya loyalitas pelanggan
e. Fanatisme terhadap merek tertentu
f. Persyaratan modal yang besar
g. Kurangnya saluran distribusi yang memadai
h. Lokasi yang tidak menguntungkan
i. Serangan balik oleh perusahaan yang bertahan.
b. Pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus
c. Kurangnya pengalaman
d. Kuatnya loyalitas pelanggan
e. Fanatisme terhadap merek tertentu
f. Persyaratan modal yang besar
g. Kurangnya saluran distribusi yang memadai
h. Lokasi yang tidak menguntungkan
i. Serangan balik oleh perusahaan yang bertahan.
Oleh karena itu, tugas pencanaan
strategi adalah mengidentifikasi perusahaan baru yang berpotensi masuk pasar,
memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, melakukan “serangan
balasan” jiaka diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki.
13.3. Memilih Strategi dalam Posisi Persaingan
1. Pemimpin Pasar (Market Leader)
Adalah perusahaan yang diakui oleh industri yang bersangkutan sebagai pemimpin.
Karakteristik dari pemimpin pasar adalah :
a. Memiliki pangsa pasar yang terbesar (40%) dalam pasar produk yang relevan.
b. Lebih unggul dari perusahaan lain dalam hal pengenalan produk baru, perubahan harga cakupan saluran distribusi dan intensitas promosi.
c. Merupakan pusat orientasi para pesaing (diserang, ditiru atau dijauhi)
2. Penantang Pasar (Market Challenger) :
Adalah perusahaan ‘runner-up’ yang secara konstan mencoba memperbesar pangsa pasar mereka, yang dalam usaha tersebut mereka berharap secara terbuka dan langsung dengan pemimpin pasar
Karakteristik penantang pasar adalah :
a. Biasanya merupakan perusahaan besar dipandang dari sudut volume penjualan dan laba (pangsa pasarnya ± 30%).
b. Selalu berupaya menemukan kelemahan pihak pemimpin pasar atau perusahaan lainnya dan kemudian menyerangnya baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Penantang pasar biasanya juga memusatkan upaya mereka pada tindakan mengambil alih perusahaan-perusahaan yang lemah.
3. Pengikut Pasar (Market Follower) :
Adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak mengusik pemimpin pasar dan hanya puas dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi pasar.
Karakteristik pengikut pasar terdiri atas :
a. Selalu mencoba menonjolkan ciri khasnya kepada pasar sasaran, seperti lokasi, pelayanan, keunggulan produk dan sebagainya.
b. Memilih untuk meniru produk atau strategi pemimpin pasar dan penantang pasar daripada menyerang mereka.
c. Biasanya memperoleh laba yang tinggi karena tidak menanggung beban pengeluaran yang tinggi untuk inovasi.
4. Penggarap Ceruk Pasar (Market Nicher) :
Adalah perusahaan yang mengkhususkan dari melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan besar dan menghindari bentrok dengan perusahaan besar.
Karakteristik Market Nicher antara lain :
a. Biasanya berspesialisasi secara geografis.
b. Merupakan perusahaan yang daya beli dan ukurannya cukup besar agar bisa menguntungkan.
c. Memiliki potensi untuk berkembang.
d. Memiliki keterampilan dan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ceruk pasar tersebut secara efektif.
e. Mampu mempertahankan diri dari pesaing besar dengan ‘customer goodwill’ yang dibinanya.
13.4. Peluang Lingkungan Pemasaran Global
- Inside-outside perspektif
- Outside-inside perspektif
Para
perusahaan yang berhasil akan memandang bisnis mereka dari luar-kedalam.mereka
menyadari bahwa lingkungan pemasaran selalu menimbulkan peluang serta ancaman
baru (tantangan) dan mereka memahami pentingnya senantiasa memantau dan
beradaptasi dengan lingkungan tersebut
Lingkungan terbagi menjadi 2:
• Lingkungan internal
-
Lingkungan manusia
-
Lingkungan fisik
•
Lingkungan eksternal
- Lingkungan demografi
- Lingkungan ekonomi
- Lingkungan alam
- Lingkungan teknologi
- Lingkungan politik-hukum
- Lingkungan sosial-budaya
Banyak peluang yang ditemukan
dengan mengidentifikasi:
• Tren adalah arah atau urutan kejadian yang memiliki daya bergerak (momentum) dan keberlanjutan jangka panjang (durability)
• Fad adalah kesukaan masyarakat yang berlangsung singkat bersifat tidak dapat diduga, berusia pendek, dan tidak penting secara sosial, ekonomi dan politik
• Megatren yakni perubahan besar dibidang sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang lebih lambat terbentuknya dan pada saat terjadi perubahan itu akan mempengaruhi kita untuk waktu yang lama antara tujuh dan sepuluh tahun atau lebih
• Lingkungan demografi: pertumbuhan populasi,bauran usia,etnis,kelompok pendidikan,pola rumah tangga,pergeseran geografi
- Lingkungan ekonomi: distribusi pendapatan,tabungan,katersediaan kredit,hutang
- Lingkungan alam: katersediaan bahan baku,energi,polusi,peran pemerintah
- Lingkungan teknologi: perubahan teknologi,inovasi anggaran
- Lingkungan politik-hukum: UU bisnis,kelompok kepentingan,kelompok penekan
- Lingkungan sosial-budaya: keyakinan dasar,nilai,adat,bahasa
Dalam situasi global yang berubah
cepat, perusahaan harus memantau enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, alam,
teknologi, politik-hukum dan sosial-budaya. Meskipun kekuatan2 itu akan diulas
secara terpisah, para pemasar harus memperhatikan interaksi antar kekuatan itu,
karena kekuatan2 itu menjadi dasar bagi peluang dan ancaman baru.
Contohnya : ledakan pertumbuhan populasi (demografi) menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya dan polusi(lingkungan alam) yang menyebabkan konsumen menuntut lebih banyk peraturan perundang-undangan(politik-hukum), yg merangsang solusi teknologi dan produk baru(teknologi) yang jika teknologi baru itu harganya terjangkau oleh masyarakat (ekonomi) akhirnya mengubah perilaku dan sikap (sosial-budaya).
Contohnya : ledakan pertumbuhan populasi (demografi) menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya dan polusi(lingkungan alam) yang menyebabkan konsumen menuntut lebih banyk peraturan perundang-undangan(politik-hukum), yg merangsang solusi teknologi dan produk baru(teknologi) yang jika teknologi baru itu harganya terjangkau oleh masyarakat (ekonomi) akhirnya mengubah perilaku dan sikap (sosial-budaya).
14. KASUS-KASUS PEMASARAN
14.1. .
Contoh Kasus Nyata pada Materi Pemasaran
.
Contoh Kasus Strategi Pemasaran
Perusahaan:
1. Pertaruhan Capriasi Mendongkrak
Daya Saing
Keunggulan memang kadang harus
dicapai dengan melakukan sesuatu yang beresiko. Karena alas an itu, Capriasi
rela menjadi proyek percobaaan agar bisa menjadi perusahaan MLM local yang
lincah dan mampu bersaing dengan nama- nama besar.
Dahulu, Presdir PT. Capriasi Multinasional Sejahtera setiap satu minggu menjelang tutup poin selalu terlihat tegang. Stres dan kelelahan melakukan pekerjaan rutin; menghitung bonus untuk para member- nya, deadline kalkulasi dan penyerahan bonus setiap tanggal 12, tapi data penjualan yang dikirim via pos selalu terlambat, sehingga terus menumpuk menjelang akhir perhitungan. Data tersebut dikirim oleh Stockist ke kantor pusat yang berada di Jakarta untuk di input account officer; selanjutnya dikalkulasi guna mengetahui bonus bagi para member jaringan MLM tersebut. Celakanya pada saat itu perhitungan masih bersifat manual. Maklum, di industri MLM, perhitungan pemberian bonus member bersifat berjenjang.
Dahulu, Presdir PT. Capriasi Multinasional Sejahtera setiap satu minggu menjelang tutup poin selalu terlihat tegang. Stres dan kelelahan melakukan pekerjaan rutin; menghitung bonus untuk para member- nya, deadline kalkulasi dan penyerahan bonus setiap tanggal 12, tapi data penjualan yang dikirim via pos selalu terlambat, sehingga terus menumpuk menjelang akhir perhitungan. Data tersebut dikirim oleh Stockist ke kantor pusat yang berada di Jakarta untuk di input account officer; selanjutnya dikalkulasi guna mengetahui bonus bagi para member jaringan MLM tersebut. Celakanya pada saat itu perhitungan masih bersifat manual. Maklum, di industri MLM, perhitungan pemberian bonus member bersifat berjenjang.
Capriasi didirikan pada tanggal 14 Nov 1998 tumbuh dengan cepat karena pada saat itu bisnis MLM sedang booming. Capriasi focus menjual produk fashion terutama focus kapada wanita. Jenis produknya antara lain : Tas (handbag), Sepatu & Sandal, Parfum serta Aksesori dengan desain menarik.
Namun rupanya perkembangan bisnis in tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur. “sebagai pemimpin, tentu saya gembira melihat perkembangan bisnis yang meningkat begitu pesat. Tapi disisi lain saya merasa sedih karena ketidaksiapan infrastruktur”. Maklum, selain hanya ditopang oleh tidak lebih dari 10 orang karyawan dengan jumlah PC kurang dari lima unit, system TI yang digunakan pun masih sangat sederhana.
Salah
satu yang diangankan Andry pada saat itu adalah memberikan laporan pembelanjaan
kepada member- nya setiap bulan, sehingga mereka tahu hasil pekerjaannya selama
ini. Karena jika Ia harus mengirim statement kepada ribuan member-nya yang
tersebar di seluruh Indonesia maka akan membutuhkan biaya cukup besar hingga
puluhan juta rupiah untuk setiap bulannya.”Akhirnya saya diperkenalkan kepada
salah satu vendor kelas dunia dengan harga wah untuk ukuran perusahaan selevel
Capriasi.
Nah, setelah sang vendor mengetahui Capriasi menggunakan Software – nya, vendor ini malah mencanangkan kesempatan itu untuk masuk ke Indonesia guna menggarap secara khusus pasar MLM.
Akhirnya pada pertengahan 2003, implementasi system aplikasi MLM terpadu di Capriasi dinyatakan rampung. Didukung sekitar 50 karyawan dengan 30 unit PC, seperti diklaim Andry, kini Capriasi sudah memiliki lebih dari 160ribu member yang tersebar di seluruh Indonesia. Andry juga mengklaim, perkembangan bisnis Capriasi mampu tumbuh 2 kali lipat.
2. Grand Max, Inovasi Untuk konsumen
Inovasi merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Apalagi di tengah maraknya persaingan melawan competitor. Perusahaan mesti semakin pandai membaca peluang dan memanfaatkannya untuk memenangi persaingan.
Persaingan di bidang otomotif memang dapat dikatakan sebagai persaingan yang cukup sengit. Produk baru semakin banyak keluar dan memikat hati masyarakat dengan setiap keunggulannya, mulai dari desain, mesin, fungsi dan beragam manfaat lainnya.
PT. Astra Daihatsu Motor adalah salah satu perusahaan yang menerapkan inovasi ketika penjualan produk menurun. Ada kalanya beberapa pertanyaan akan muncul ketika proses inovasi menjadi pilihan.
Mampukah mencari strategi baru dengan melihat peluang pasar yang ada dengan mengeluarkan produk yang mampu bersaing dengan kompetitor? ADM mampu menjawabnya dengan memsarkan Daihatsu Grand Max sebagai produk unggulan.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya juga merupakan langkah untuk menemukan inovasi yang tepat. Karena, tujuannya adalah mengetahui apakah perusahaan masih cukup kompeten untuk berkompetisi, serta keunggulan baru apa yang dibutuhkan perusahaan untuk menunjukan kompetensinya di tengah persaingan. Dan hal ini juga telah dilakukan ADM.
ADM mampu belajar dari pengalaman lalu ketika Daihatsu Zebra dirasa tidak lagi kompeten untuk bersaing dengan produk kompetitor. Terutama ketika Zebra bersaing dalam segmentasi kendaraan niaga, yang tolak ukur perbandingannya adalah kapasitas daya angkut. Munculnya Grand Max mampu menutupi kekurangan tersebut.
Memikirkan cara yang tepar untuk mengomunikasikan manfaat produk kepada pelanggan juga merupakan hal yang penting, selain memikirkan cara mengedukasi pelanggan agar mengenal produk kita lebih jauh.
Secara garis besar apa yang dilakukan ADM sudah mencakup tiga hal penting dalam proses inovasi, yaitu product development, service development, dan delivery process. Sebab, bagi sebuah perusahaan, hal yang penting agar bisa memenangi kompetisi adalah kemampuan mengembangkan produk dan layanan baru, serta memberikannya kepada pelanggan.
Inovasi yang focus pada harapan pelanggan merupakan cara jitu ADM untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Sebab, kepuasan pelanggan hanya akan terjadi ketika performa Grand Max sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan kenyataannya, ADM berhasil memadukan kedua hal tersebut.
REFERENSI
dasar-dasarpemasaran-blog.blogspot.com
edoparnando27.wordpress.com/komunikasi-efetif/